بسم الله الرحمن الرحيم، الحمد لله رب العالمين، اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد ، لا إله إلا أنت سبحانك إني كنت من الظالمين

Tokoh-Tokoh Qira’at, tokoh ilmu qira'at pada masa bani umayyah ilmu qiraat dipopulerkan oleh pengertian qiraat tokoh ilmu nahwu penyebar qiraat di kufah berikut ini yang termasuk tokoh ahli ilmu tafsir adalah nama 7 imam qiraat

F.  Tokoh-Tokoh Qira’at

Penulisan mushhaf telah dilakukan dengan bahasa Quraysy,atas perintah ‘Utsman kepada Zayd bin Tsabit,’Abdullah bin Zubayr,Sa’ad bin ‘Ash dan ‘Abdurrahman bin Harits bin Hisyam. Ketika mereka menyalin mushhaf itu,’Utsman berkata: Apabila terjadi perselisihan antara kamu dan Zayd bin Tsabit, maka tulislah mushhaf itu dengan bahasa Quraysy, sebab Al Qur’an diturunkan dalam bahasa Quraysy.

Kemudian ‘Utsman mengirimkan beberapa mushhaf ke daerah-daerah, dan mulailah setiap penduduk daerah membaca sesuai dengan apa yang tertulis dalam mushhaf. Mereka menerima bacaan dari para sahabat yang langsung menerima dari Rasulullah SAW, Kemudian mereka melanjutkannya sebagaimana dilakukan para sahabat yang menerima langsung dari Rasulullah SAW.


• Di madinah : Ibnu Musayyab, Mu’adz bin Harits dan Syihab Az-Zhuhriy.
• Di Mekkah  : Atha’, Thawus dan ‘Ikrimah.
• Di Kufah  : ‘Alqamah, Asy Sya’biy dan Sa’id bin Jubayr.
• Di Bashrah  :  Al Hasan,Ibnu Sirin dan Qatadah.
•Di Syam : Al Mughirah bin Abi Syihab Al Makhzumy, sahabat ‘Utsman bin ‘Affan


Sebagian kaum muslimin ada yang mengambil spesialisasi bacaan Al-qur’an dan berusaha menghafalkannya dengan teliti, sehingga mereka menjadi imam qira’at dan dikunjungi kaum yang ingin belajar. Penduduk di daerah-daerah telah  bersepakat untuk menerima bacaan para imam dan menyebarluaskannya, sehingga tidak terjadi perbedaan bacaan.
Kemudian berdirilah beberapa kelompok qari’:

•         Di Madinah           : Abu Ja’far Yazid ibnu Qa’qa’ dan Nafi’ bin Abi Nu’aym.
•         Di Mekkah            : ‘Abdullah ibnu Katsir, dan Muhammad bin Muhayshin.
•         Di Kuffah             : Sulaiman al ‘Amasy, Hamzah dan Al Kisa’iy.
•         Di Bashrah            : ‘Isa bin ‘Umar dan Abu ‘Amr ibnu I’ala’i.
•         Di Syiria                : ‘Abdullah bin ‘Amir dan Syurayh bin Yazid Al Hadharamiy.

Jumlah qari’ terus berkembang dan tersebar di seluruh pelosok negara, dan hampir saja disiplin ilmu lain dimasukkan kedalam ilmu qira’at. Karena itulah para imam berusaha dengan keras meneliti dan diantara mereka ialah:

1.      Al Imam Al Hafizh Al Kabir Abu ‘Amr ‘Utsman bin Sa’id bin ‘Utsman bin Said Ad Daniy, berasal dari Daniyah, Andalusia, Spanyol. Wafat tahun 444 Hijriyah, kitabnya berjudul “At Taysir”.

2.      Al Imam Al Muqri’ Al Mufassir, Abu I‘Abbas Ahmad bin ‘imarah bin Abi I’abbas Al Mahdawiy, wafat sesudah tahun 430 H. Buah karyanya berjudul, ‘Kitabul Hidayah’.

3.      Al imam Abu Hasan Thahir bin Abi Thayyib bin Abi Ghalabbun Al Halabiy, seorang pendatang di mesir, wafat tahun 399 H. Di mesir. Karyanya berjudul, ‘At Tadzkirah.

4.      Al Imam Abu Muhammad Makkiy bin Abi Thalib al Qayrawaniy. Wafat tahun 437 H. Di cardova,judul kitabnya “At Tabshirah”.

5.      Al Imam Abu Qasim ‘Abdurrahman, bin Isma’il,terkenal dengan panggilan, Abi Syamah, karyanya berjudul “Al Mursyid Al Wajiz”.

Dialah yang pertama kali berpendapat bahwa bacaan yang sesuai dengan bahasa Arab walaupun hanya satu segi,dan sesuai dengan mushhaf Imam,serta shahih sanadnya,adalah bacaan yang benar,tidak boleh tidak. Jika kurang salah satu dari syarat-syarat tersebut maka bacaan itu lemah atau syadz (aneh) atau batil.

Syarat-syarat yang disepakati para qari’ ialah

1.      Sesuai dengan bahasa Arab walaupun hanya satu segi.
2.      Sesuai dengan mushhaf Imam.
3.      Shahih sanadnya.

Sesudah itu barulah para imam menyusun kitab-kitab mengenai qira’at,dan yang pertama kali menyusun qira’at dalam satu kitab, ialah Abu ‘Ubayd Al-Qasim bin Salam.wafat tahun 244 H. Ia telah mengumpulkan qira’at kurang lebih 25 macam. Kemudian menyusullah imam-imam yang lain, diantara mereka ada yang menetapkan 20 macam qira’at, sebagian ulama menetapkan lebih dari 20, dan sebagian lagi menetapkan kurang dari 20. Masalah qira’at terus berkembang hingga masa Abu Bakr Ahmad bin Musa bin Abbas bin Mujahid, dialah yang meringkas menjadi tujuh macam qira’at yang disesuaikan dengan tujuh imam qari’:

1.      ‘Abullah ibnu katsir, di Mekkah.
2.      Nafi bin Abi Ruwaym, di Madinah.
3.      Abu ‘Amr bin ‘Ala’, di Bashrah.
4.      ‘Ashim bin Abi Nujud, di Kuffah.
5.      Hamzah bin Habib Az-Zayyat, di Kufah
6.      ‘Aliy Al Kisa’iy, di Kuffah.
7.      ‘Abdullah bin ‘Amir, di syiria.


Kemudian para ulama mengembangkan qira’at tersebut menjadi 10 macam, dan diantara imam yang terakhir, ialah Ibnu Jazary Abu Khayr Muhammad bin Muhammad, wafat tahun 833 H. Kitabnya berjudul: An Nasy-ru fi Al Qira’ati I’Asyri.

Dan 3 qari’ lainnya ialah:
1.      Yazid ibnu Qa’qa’, di Madinah.
2.      Ya’qub Al Hadharamiy, di Bashrah.
3.      Khalaf Al Bazzar, di Kuffah.


Para qari’ tersebut, tidak tergolong yang membuat qira’at syadzdzah (bacaan yang menyimpang dari kaidah) yang dipelopori Ibnu Syanbudz, wafat pada tahun 328 H dan Abu Bakr Al ‘Aththar An Nahwiy, wafat tahun 354 H.[11]


A.      Sejarah Munculnya Ilmu Qiraat

B.     Pengertian Qiraat

C.    Al-Qur’an Diturunkan Atas Tujuh Huruf

D.  Perbedaan Qiraat dalam Membaca Al-Qur’an

Related Post:




0 Response to "Tokoh-Tokoh Qira’at, tokoh ilmu qira'at pada masa bani umayyah ilmu qiraat dipopulerkan oleh pengertian qiraat tokoh ilmu nahwu penyebar qiraat di kufah berikut ini yang termasuk tokoh ahli ilmu tafsir adalah nama 7 imam qiraat"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel