بسم الله الرحمن الرحيم، الحمد لله رب العالمين، اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد ، لا إله إلا أنت سبحانك إني كنت من الظالمين

Perbedaan Qiraat dalam Membaca Al-Qur’an dan Macam-Macam Qira’at, 7 qiraat bacaan al-quran mengapa terjadi perbedaan dalam membaca al quran makalah qiraat al quran contoh qiraat qiraat yang dipakai di indonesia cara membaca qiraat sab'ah qiraat al quran mp3 download hikmah adanya perbedaan qiraat

Perbedaan Qiraat dalam Membaca Al-Qur’an, Macam-Macam Qira’at

D.  Perbedaan Qiraat dalam Membaca Al-Qur’an

Sebagaimana telah dijelaskan di atas, bahwa Al-Jaziri berpendapat tujuh huruf dalam hadits Nabi SAW adalah tujuh dalam cara membaca Al-Qur’an. Ketujuh perbedaan tersebut adalah:

1. Perbedaan bentuk kata benda (إختلاف الأسماء) tunggal, dua, jamak, maskulin, feminin dan lain-lain seperti kata لأماناتهم  dalam ayat 8 dari Al-Mukminun والذين هم لأماناتهم راعون boleh dibaca لأماناتهم  dalam bentuk jamak atau لأمانتهم dalam bentuk tunggal dan sebagainya.

2. Perbedaan tashrif (perubahan) kata kerja dari masa lampau (فعل ماض) menjadi masa sekarang (فعل مضارع) dan masa akan datang (فعل أمر) seperti kata باعِدْ dalam ayat 19 dari Saba’ (ربّنا باعد بيننا وبين أسفارنا) boleh dibaca باعِد  sehingga bacaannya menjadi ربّنا باعد بيننا وبين أسفارنا dan boleh pula dibaca باعد sehingga ayat itu berbunyi ربّنا باعد بيننا وبين أسفارنا.


3. Perbedaan jabatan kata (إختلاف وجوه الإعراب) seperti kata الكفور dalam ayat 17 dari Saba’ boleh dibaca هل يجازي إلّا الكفورَ atau هل يجازي إلّا الكفورُ. Dalam bacaan yang pertama, الكفور berfungsi sebagai  مفعول به dari kata kerja يجازي, sedangkan dalam bacaan kedua fungsinya berubah menjadi  نائب الفاعلdari kata kerja يجازي sehingga bacaannya berubah menjadi الكفور dengan harakat dhammah huruf “ر”.

4.  Perbedaan dikarenakan berlebih dan berkurang dalam menggunakan kata seperti وما عملته أيديهم dalam ayat 35 surat Yasin dapat dibaca وما عملت أيديهم, dan sebagainya.

5. Perbedaan dikarenakan terdahulu dan terkemudian dalam penempatan suatu kata seperti ayat 19 dari Qaf yang berbunyi وجاءت سكرة الموت بالحقّ dapat dibaca وجاءت سكرة الحقّ بالموت.

6.  Perbedaan karena ada penggantian suatu kata seperti ننشزها dalam ayat 259 dari Al-Baqarah والنّظر إلى العظام كيف ننشزها dapat dibaca ننشرها.

7. Perbedaan dialek (لهجات) semisal baris di atas, imalah, bacaan tebal atau tipis, idgham, dan lain-lain seperti هل أتاك حديث موسى dapat dibaca imalah pada kata أتى dan موسى, dan sebagainya.


Dari contoh-contoh yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa bacaan ayat-ayat Al-Qur’an tidak dibaca sesuka hati si pembacanya, melainkan ada aturan sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah. Dengan demikian, tujuh huruf yang dimaksud dalam hadits Nabi di muka tidak berarti setiap ayat boleh dibaca dalam tujuh macam bacaan.[8]

Jadi, semakin jelas bagi kita bahwa pengertian Al-Qur’an diturunkan atas tujuh huruf itu, sebagaimana termaktub di dalam hadits Nabi, jelas bukan qiraat tujuh yang populer di dunia Islam dalam abad belakangan sebagaimana telah disebut.[9]

E.     Macam-Macam Qira’at

1.      Dari segi kuantitas

a.       Qira’ah sab’ah (qira’at tujuh). Kata sab’ah itu sendiri maksudnya adalah imam-imam qira’at yang tujuh, adalah:

•         ‘Abdullah bin katsir Ad-dari (w.120H) dari  mekkah. Ad-Dari termasuk generasi tabi’in. Qira’at yang ia riwayatkan diperolehnya dari Abdullah bin jubair dan lain-lain

•         Nafi’ bin Abdurrahman bin Abu Na’im (w.161H) dari madinah. Tokoh ini belajar qira’at pada 70 orang tabi’in.

•         Abdullah al-Yashibi, terkenal dengan sebutan Abu ‘Ami Ad-Dimasqi (w.118H) dari syam. Ia mengambil qira’at dari Mugrah bin Abu Syaibah Al-Mahzumi,dari ‘Utsman bin Affan.

•         Abu ‘Amar (w.154H) dari basrah,irak. Nama lengkapnya adalah Ibnu Ishak Al-Hadhrami. Ya’qub belajar qira’at pada salam bin sulaiman Ath-Thawil yang mengambil qira’at dari ‘Ashim dan Abu ‘Amar.

•         Hamzah (w.188H) nama lengkapnya Ibnu Habib Az-Zayyat. Hamzah belajar qira’at dari sulaim bin Mahram Al-A’masy,dari yahya bin watstsab,dari dzar bin Hubaisy,dari ‘Utsman bin Affan,’Ali bin Abu Thalib dan Ibnu Mas’ud.

•         ‘Ashim, nama lengkapnya adalah Ibnu Abi Al-Najud Al-Asadi (w.127H). Ia belajar qira’at kepada Dzar bin Hubaisy,dari Abdullah bin Mas’ud.

b.      Qira’at ‘Asyrah (qira’at sepuluh). Yang dimaksud dengan qira’at sepuluh adalah qira’at tujuh yang telah disebutkan dengan tiga qira’at sebagai berikut:

•         Abu Ja’far, nama lengkapnya adalah Yazid bin Al-Qa’qa Al-Makhzumi Al-Madani. Ia memperoleh qira’at dari ‘Abdullah bin Ayyasy bin Rabi’ah,Abdullah bin ‘Abbas, dan Abu Hurairah.

•         Ya’qub (117-205H). Nama lengkapnya adalah Ya’qub bin Ishaq bin Yazid bin ‘Abdullah bin Abu Ishaq Al-Hadharami Al-Bashri. Ia memperoleh qira’at dari bnayak orang yang sanadnya bertemu pada Abu Musa Al-Asy’ari dan Ibnu Abbas yang membacanya langsung dari Rasulullah SAW.

•         Khallaf bin Hisyam (w.229H).Nama lengkapnya adalah Abu Muhammad Khalaf bin Hisyam bin Tsa’lab Al-Bazzaz Al-Baghdadi. Ia menerima qira’at dari Sulaiman bin Isa’ bin Habib.

2.      Dari Segi Kualitas

Menurut Al-suyuthi, yang dikutip aleh Ibn Al-Jazary, berdasarkan segi kualitas dan segi sanadnya, qira’at qur’an diklasifikasikan kedalam enam macam tingkatan,yaitu:

v  Mutawatir, yaitu diriwayatkan oleh sekelompok orang banyak dari orang banyak,dan mereka tidak mungkin sepakat untuk berdusta. Adapun qira’at yang tergolong mutawatir, yaitu qira’at sab’ah (qira’at tujuh).

v  Masyhur, yaitu yang diriwayatkan oleh orang banyak, akan tetapi tidak mencapai tingkat mutawatir. Disamping itu, sanadnya shahih,sesuai dengan kaidah bahasa arab dan sesuai pula dengan Rasm Al-Mushhaf.

Adapun qira’at Al-Qur’an yang tergolong kepada qira’at masyhur yaitu, qira’at yang dinisbatkan kepada tiga imam qira’at terkenal yaitu:

•         Abu Ja’far Ibn Qa’qa Al-Madani (w.120 H)

•         Ya’qub Al-Hadharami (w. 205 H)

•         Khallaf Al-Bazzaz (w. 229 H)

v  Ahad, yaitu yang tidak mencapai derajat masyhur, sanadnya shahih, akan tetapi menyalahi Rasm Al-Mushhaf ataupun kaidah bahasa Arab.
v  Syadz, yaitu yang sanadnya tidak shahih, seperti qira’at:
 مالك يوم الدين versi lain dari qira’at yang terdapat dalam firman Allah SWT berikut:مالك يو م الدين 
v  Maudhu’, yaitu yang tidak bersumber dari Nabi Muhammad SAW, seperti qira’at (QS.Al-Baqarah:164) و كلم الله موسى تكليما
Qira’at tersebut merupakan versi lain dari qira’at yang terapat dalm firman Allah SWT berikut: و كلم الله موسى تكليما
v  Mudruj, yaitu qira’at yang didalamnya ditambah kalimat sebagai tafsir dari ayat tersebut. Misalnya qira’at Sa’d bin Abi Waqah:  وله اخ او اخت من ام Dengan tambahan kata   من ام  dan sebagainya.[10]

Related Post:




0 Response to "Perbedaan Qiraat dalam Membaca Al-Qur’an dan Macam-Macam Qira’at, 7 qiraat bacaan al-quran mengapa terjadi perbedaan dalam membaca al quran makalah qiraat al quran contoh qiraat qiraat yang dipakai di indonesia cara membaca qiraat sab'ah qiraat al quran mp3 download hikmah adanya perbedaan qiraat"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel