بسم الله الرحمن الرحيم، الحمد لله رب العالمين، اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد ، لا إله إلا أنت سبحانك إني كنت من الظالمين

macam model desain pembelajaran. Model Materi Ajar atau Pengetahuan, Model produk, Model Kegiatan Belajar-Mengajar ( Classroom-Oriented ) , Model KBM Assure , Model Cakupan Makro ( Macro Model ), Model Gagne, Briggs, dan wager

MODEL-MODEL DESAIN PEMBELAJARAN ;  Macam-macam model pembelajaran. Model Materi Ajar atau Pengetahuan,  Model produk,  Model Kegiatan Belajar-Mengajar ( Classroom-Oriented ) ,  Model KBM Assure ,  Model Cakupan Makro ( Macro Model ),  Model Gagne, Briggs, dan wager

8.      Model Materi Ajar atau Pengetahuan

Desain model pembelajaran ini menitik beratkan bagaimana suatu topik yang menjadi bagian dari suatu materi atau materi ajaran disampaikan kepada pelajar[22].

Adapun ciri-ciri dari model desain ini yaitu :
•         Komponen yang ada tidak banyak dan cenderung sederhana.
•         Strategi penyampaiannya cenderung memeberi masukan bagaimana cara menjelaskan materi dikelas.
•         Materinya mengacu kepada sifat kognitif
Selain keistimewaan model ini juga memiliki kelemahan sebagai berikut :
•         Komponennya tidak lengkap
•         Ruang lingkupnya sempit, tidak mencakup seluruh materi pelajaran
•         Model ini tidak mencerminkan upaya pembelajaran untuk menguasai kompotensi yang harus dicapai.

9.      Model produk

Model ini sering diawali dengan tahap perencanaan, yaitu rumusan tujuan belajar, analisis kebutuhan pelajar. Setelah itu tahap pengembangan, yakni tentang pengembanagan topik, penyusunan draf, produksi prototife dari satu jenis produk yang akan digunakan untuk belajar. Tahap ketiga yitu penilaian dengan melaksanakan uji coba prototipe produk serta perbaikannya berdasarkan masukan yang telah diperoleh sebelumnya.
Manfaat dari model desain pembelajaran ini yaitu :
•         Kejelasan pelaksanaan seluruh kegiatan desain pembelajaran
•         Terkonsentrasi atau produksi bahan ajar tertentu sehingga mudah diikuti setiap langkahnya
•         Model dan cara kerja relatif sederhana.
Akibat komponen yang terbatas itu, dengan sendirinya ada keterbatasan yang menonjol dari model pembelajaran ini. Adapun keterbatasan model produk yaitu tidak ada penjelasan secara langsung tentang pelaksanaan KBM. Model ini bahkan tidak menjelaskan bagaimana proses pembelajaran ini terjadi. Model pembelajaran ini dikembangkan oleh Rowntree.

10.  Model Kegiatan Belajar-Mengajar ( Classroom-Oriented )

Model pembelajaran ini menitikberatkan pada suatu KBM. Desain pembelajaran untuk KBM sebenarnya memandu seorang pengajar bagaimana mengelola, menciptakan interaksi belajar mengajar bahkan memotivasi pelajar dengan tepat.
Desain KBM memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
•         Komponennya relatif banyak dibandinkan dengan model materi ajar.
•         Tak jarang aspek perbaikan juga dicantumkan didalamnya.
•         Mengisyaratkan ada aspek pengelolaan kelas seperti pengelompokan pembelajaran menjadi belajar mandiri, belajar tim, dan sebagainya.
•         Menyiratkan peran guru atau pengajar dalam penyampaian materi dan mengelola kegiatan dikelas
•         Model ini dapat diterapkan oleh pengajar sendiri tanpa tim khusus.

11.  Model KBM Assure

Walaupun berorientasi pada KBM, model ini tidak menyebutkan strategi pembelajaran secara eksplisit. Strategi pembelajaran dikembangakan melalui pemilihan dan pemanfaatan metode, media, bahan ajar, serta peran serta peserta didik di kelas.
Manfaat model Assure yaitu :
•         Sederhana, relatif mudah untuk diterapkan
•         Dapat dikembangkan sendiri oleh pengajar
•         Komponen KBM lengkap
•         Peserta didik dapat dilibatkan dalam persiapan untuk KBM
Adapun keterbatasan dalam model pembelajaran ini yaitu :
•         Tidak mengukur dampak terhadap proses belajar karena tidak didukung oleh komponen suprasistem.
•         Adanya pembahasan tugas dari seorang pengajar
•         Perlu upaya khusus untuk mengarahkan peserta didik untuk persiapan KBM

12.  Model Cakupan Makro ( Macro Model )

Model desain pembelajaran ini merupakan cikal bakal dirumuskannya suatu kurikulum. Desai pembelajaran yang dimaksud adalah model cakupan makro ataupun luas. Cakupan makro bersifat suprasistem, sangat luas, bisa saja bersifat nasional, sedangkan cakupan mikro meliputi aspek sangat terbatas, seperti untuk suatu KBM ataupun suatu topik.
Ciri-ciri dari model pembelajaran ini adalah :
•         Bersifat suprasistem
•         Meliputi kondisi organisasi, karakteristik penggunaan, serta tempat desain pembelajaran itu diterapkan
•         Anggota tim kerja yang banyak
•         Menghasilkan suatu kurikulum
Keterbatasan yang dideteksi dari model ini adalah :
•         Lebih rumit
•         Memerlukan waktu banyak
•         Menyerap anggaran banyak
•         Tidak menjamin efesiensi karena lebih banyak anggota tim yang terlibat
Model ini memang sangat berguna bagi suatu lembaga pendidikan ataupun pelatihan, karena dengan pemanfaatan model ini, kurikulum akan lebih mudah dibentuk.

13.  Model Gagne, Briggs, dan wager

Model ini memiliki empat tahap yaitu, jenjang sistem, jenjang mata ajar, jenjang KBM dan jenjang sistem. Manfaat dari model cakupan makro ini adalah :
•         Komponen yang lengkap, mengandung aspek fositif, yaitu mengantisipasi masalah pembelajaran
•         Cakupan model adalah makro ( kurikulum ) dan mikro ( KBM )
•         Pelaksanaan evaluasi formatif dan sumatif beserta uji coba dan revisi
•         Komponen KBM yang lengkap
•         Adanya proses penggunaan dan penyebaran dari kurikulum. Dan ini menjadi ciri khas model dibandingkan model yang telah dibahas sebelumnya.
Keterbatasan dari model ini yaitu :
•         Kegiatan penyususunan desain pembelajaran model ini memakan waktu yang lama, tim yang besar, serta angaran yang banyak.
•         Tidak ada kejelasan pada bidang tim kerja
•         Tidak semua lembaga atau organisasi pendidikan mampu menyelenggarakan penerapan model ini untuk metrancang kurikulum.


[1]Dewi Salma Prawiradilaga, PrinsipDisainPembelajaran, (Jakarta:Prenada Media Group,2007), hlm.33
[2]MardiaHayatidanNurhasnawati, Op.Cit, hlm.98
[3]Kasmiati, Op.Cit, hlm.30
[4]Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta:PT Fajar Interpratama,2008), hlm.65-66
[5]Kasmiati, Op.Cit,
[6]Ibid, hlm.31
[7]Wina Sanjaya, Op.Cit, hlm.72
[8]Kasmiati, Op.Cit, hlm.32-33
[9]Dewi Salma Prawiradilaga, 2008, prinsip desain pembelajaran, jakarta, kencana prenada media grup, hlm. 39-41.
[10]Wina Sanjaya, Op.Cit, hlm.75
[11]Dewi salma Prawiradilaga, op.cit. hlm.39.
[12]Kasmiati, op.cit. hlm.33-34
[13]DewisalmaPrawiradilaga, op.cit.hlm.39
[14]Ibid, hlm.39
[15]Wina Sanjaya, Op.cit, hlm.75-77
[16]Ibid, hlm. 73
[17]Kasmiati, Op.Cit, hlm. 36-37
[18]Ibid, hlm.37-38
[19]Dewi Salma Prawaradilaga, op.cit. hlm. 39-49
[20]Ibid, hlm. 41
[21]Ibid, hlm 42
[22]Ibid, hlm 44


Related Post:




0 Response to "macam model desain pembelajaran. Model Materi Ajar atau Pengetahuan, Model produk, Model Kegiatan Belajar-Mengajar ( Classroom-Oriented ) , Model KBM Assure , Model Cakupan Makro ( Macro Model ), Model Gagne, Briggs, dan wager"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel