Hari pertama MRT Jakarta resmi beroperasi secara komersil sebagai transportasi umum massal di Ibu Kota.
Tuesday, April 2, 2019
Add Comment
Hari pertama MRT Jakarta resmi beroperasi secara komersil sebagai transportasi umum massal di Ibu Kota.
Pagi ini saya ke Balai Kota menggunakan MRT, nyaman, tidak kena macet. Tadi saya lihat di dalam ratangga juga banyak sekali warga kita sudah mulai menggunakan. Hari ini, hari pertama penggunaannya MRT secara komersial, InsyaAllah semakin leluasa bagi warga untuk memakainya. Target kita sebenarnya lebih banyak yang menggunakan MRT, tidak hanya 60.000 penumpang. Tapi kita ingin lebih banyak warga Jakarta yang bisa memanfaatkan kendaraan umum massal apalagi bila terintegrasi.
Tadi saya berhenti di stasiun ASEAN, di sana ada persimpangan antara Transjakarta dengan MRT. Saya selalu menggarisbawahi soal integrasi, dan persimpangan itu adalah contoh sempurna perencanaan tanpa integrasi. Bagaimana MRT lewat di atasnya ada Transjakarta dibangun relatif bersamaan, tetapi tidak ada sedikit pun sambungan antar keduanya.
Pemprov DKI Jakarta ke depan berencana membangun semacam penghubung atau Skybridge di Stasiun Asean untuk memudahkan warga berpindah ke halte Transjakarta CSW saat beraktivitas dan sebaliknya. Saat ini sedang proses disayembarakan rancangannya.
Integrasi yang menjadi kata kunci. Ke depan semua perencanaan transportasi harus bisa memenuhi persyaratan terintegrasi. Contohnya di Halte Bundaran HI yang sekarang sudah terintegrasi, antara Transjakarta dengan MRT. Seperti itulah JakLingko yang mau kita bangun.
Tahap awal resmi beroperasi secara komersial ini, baru ada 8 rangkaian Kereta Ratangga yang beroperasi, dari total 16 rangkaian. Karena itu selama satu bulan awal ini, tarif komersial MRT Jakarta akan dipotong 50 persen. Nantinya ketika sudah beroperasi dengan kapasitas penuh, 16 Ratangga rangkaiannya, maka akan bisa setiap 5 menit berangkat. Kalau sekarang masih setiap 10 menit jadwalnya.
Teman-teman sudah mulai menggunakan ratangga untuk berangkat kerja?
Sumber : Anies Baswedan
Pagi ini saya ke Balai Kota menggunakan MRT, nyaman, tidak kena macet. Tadi saya lihat di dalam ratangga juga banyak sekali warga kita sudah mulai menggunakan. Hari ini, hari pertama penggunaannya MRT secara komersial, InsyaAllah semakin leluasa bagi warga untuk memakainya. Target kita sebenarnya lebih banyak yang menggunakan MRT, tidak hanya 60.000 penumpang. Tapi kita ingin lebih banyak warga Jakarta yang bisa memanfaatkan kendaraan umum massal apalagi bila terintegrasi.
Tadi saya berhenti di stasiun ASEAN, di sana ada persimpangan antara Transjakarta dengan MRT. Saya selalu menggarisbawahi soal integrasi, dan persimpangan itu adalah contoh sempurna perencanaan tanpa integrasi. Bagaimana MRT lewat di atasnya ada Transjakarta dibangun relatif bersamaan, tetapi tidak ada sedikit pun sambungan antar keduanya.
Pemprov DKI Jakarta ke depan berencana membangun semacam penghubung atau Skybridge di Stasiun Asean untuk memudahkan warga berpindah ke halte Transjakarta CSW saat beraktivitas dan sebaliknya. Saat ini sedang proses disayembarakan rancangannya.
Integrasi yang menjadi kata kunci. Ke depan semua perencanaan transportasi harus bisa memenuhi persyaratan terintegrasi. Contohnya di Halte Bundaran HI yang sekarang sudah terintegrasi, antara Transjakarta dengan MRT. Seperti itulah JakLingko yang mau kita bangun.
Tahap awal resmi beroperasi secara komersial ini, baru ada 8 rangkaian Kereta Ratangga yang beroperasi, dari total 16 rangkaian. Karena itu selama satu bulan awal ini, tarif komersial MRT Jakarta akan dipotong 50 persen. Nantinya ketika sudah beroperasi dengan kapasitas penuh, 16 Ratangga rangkaiannya, maka akan bisa setiap 5 menit berangkat. Kalau sekarang masih setiap 10 menit jadwalnya.
Teman-teman sudah mulai menggunakan ratangga untuk berangkat kerja?
Sumber : Anies Baswedan
0 Response to "Hari pertama MRT Jakarta resmi beroperasi secara komersil sebagai transportasi umum massal di Ibu Kota."
Post a Comment