Pendidikan / Tarbiyah dan Hakikat Guru Siswa Menurut Islam 3, Hakikat peserta didik, Kebutuhan peserta didik, definisi hakikat dan kebutuhan peserta didik hubungan antara motivasi dan kebutuhan peserta didik makalah analisis kebutuhan peserta didik makalah definisi akikat dan kebutuhan peserta didik menilai kebutuhan peserta didik dimensi dimensi peserta didik peta kebutuhan peserta didik karakteristik peserta didik
Friday, September 21, 2018
Add Comment
C. Hakikat peserta didik
Dalam pandangan islam, manusia adalah makhluk educandum (membutuhkan pendidikan) dan educandus (makhluk yang dapat mendidik) mulai dari buaian sampai liang lahat atau sepanjang hidup.[7] Selama manusia masih hidup, maka pendidikanpun berlangsung terus tanpa henti. Dalam proses pendidikan itu manusia membutuhkan bimbingan dan pengarahan agar potensi-potensinya berkembang secara optimal kearah positif sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai hamba allah dan sebagai khalifah.
Dalam masyarakat, ada beberapa istilah yang digunakan untuk menyebut peserta didik, seperti siswa, murid, santri, pelajar, mahasiswa, dan sebagainya. Istilah siswa, murid dan pelajar biasanya digunakan untuk menyatakan peserta didik pada jenjang pendidikan dasar sampai sekolah menengah. Sementara bagi peserta didik pada tingkat tinggi atau akademi, disebut mahasiswa. Sementara santri digunakan untuk mengatakan peserta didik yang menuntut ilmu dipondik pesantren.
Dalam term islam, seorang peserta didik dikenal dengan istilah thalib. Kata thalib berasal dari kata thalaba-yathlubu yang berarti mencari atau menuntut. Dengan demikian, seorang peserta didik adalah serang thalib yang selalu merasa gelisah untuk mencari dan menemukan ilmu dimanapun dan kapanpun.
Peserta didik dalam pendidikan islam adalah anak yang sedang tumbuh dan berkembang, baik secara fisik maupun psikologis untuk mencapai tujuan pendidikannya melalui lembaga pendidikan.[8] Defenisi tersebut memberi arti bahwa peserta didik belum dewasa yang memerlukan orang lain untuk menjadi dewasa. Anak kandung adalah peserta didik dalam keluarga, murid adalah pesserta didik disekolah, anak-anak penduduk adalah peserta didik masyarakat sekitarnya, dan anak-anak umat beragama menjadi peserta didik ruhaniawan agama.
Syamsul nizar mendeskripsikan lima kriteria peserta didik[9]:
1. Peserta didik bukanlah miniatur orang dewasa tetapi memiliki dunianya sendiri.
2. Peserta didik memiliki periodisasi perkembangan dan pertumbuhan.
3. Peserta didik adalah makhluk allah yang memiliki perbedaan individu baik disebabkan oleh faktor bawaan maupun lingkungan dimana ia berada.
4. rohani memiliki daya fisik, dan unsur rohani memiliki daya akal hati nurani dan nafsu.
5. Peserta didik adalah manusia yang memiliki potensi atau fitrah yang dapat dikembangkan dan dapat berkembang secara dinamis.
Kebutuhan peserta didik
Banyak kebutuhan peserta didik yang harus dipenuhi oleh pendidik, diantaranya:
1. Kebutuhan fisik
Fisik peserta didik mengalami pertumbuhan fisik yang begitu cepat terutama pada masa pubertas. Kebutuhan biologis, yaitu berupa makan, minum, istirahat, dimana hal ini menuntut peseerta didik untuk memenuhinya.
Disamping pendidik memperhatikan pertumbuhan fisik, pendidik juga harus dapat memberikan informasi yang memadai tentang pertumbuhan melalui berbagai kegiatan bimbingan seperti bimbingan pribadi atau bimbingan dalam kelompok.
2. Kebutuhan sosial
Kebutuhan sosial merupakan kebutuhan yang berhubungan langsung dengan masyarakat agar peserta didik dapat berinteraksi dengan masyarakat lingkungannya, seperti diterima oleh teman-temannya secara wajar. Begitu juga supaya diterima oleh orang lebih tinggi dari dia seperti orang tuanya, guru-gurnya dan pemimpin-pemimpinnya. Kebutuhan in iharus dipenuhi supaya peserta didik dapat memperoleh posisi dan berprestasi dalam masyarakat.
3. Kebutuhan untuk mendapatkan status
4. Kebutuhan mandiri
5. Kebutuhan untuk berprestasi
6. Kebutuhan ingin disayangi dan dicintai
7. Kebutuhan untuk curhat
8. Kebutuhan untuk memiliki filsafat hidup (agama)
Dimensi-dimensi peserta didik yang harus dikembangkan.[10]
1. Dimensi jasmani
Mendidik jasmani dalam islam mempunyai dua tujuan sekaligus, yatu membina tubuh dan dan mengembangkan energi potensial yang dimiliki manusia. Dalam al-qur’an dijumpai prinsip-prinsip tentang pendidikan jasmani, diantanya :
31. Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) mesjid[534], Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan[535]. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.
2. Dimensi akal
Dalam dunia pendidikan, fungsi intelektual atau kemampuan akal peserta didik dikenal dengan istilah kognitif. Istilah kognitif berasal dari kata cognition yang padanannya knowing, yang berarti mengetahui. Dalam pengertian yang luas, kognisi adalah perolehan, penataan dan penggunaan pengetahuan. Kognitif yang berpusat di otak meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesenjangan dan keyakinan.
Mendidik akal tidak lain adalah mengaktualkan potensi dasarnya. Potensi dasar tersebut sudah ada sejak manusia lahir. Akan tetapi, masih berada dalam pilihan, berkembanga menjadi akal yang baik atau sebaliknya tidak berkembang sebagaimana mestinya. Dengan pendidikan yang baik, akal yang berupa potensi akhitnya berubah menjadi akal yang siap dipergunakan sebagaimana yang diharapkan yaitu untuk berpikir dan berzikir.
Dalam al-quran, allah mengingatkan manusia untuk menggunakan akalnya, terutama dalam memperhatikan alam semesta. Diantara firman allah sebagai berikut :
12. dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami (Nya),
Melalui ayat diatas, allah mengajak manusia untuk mengembangkan dan mempergunakan akalnya semaksimal mungkin untuk mengenal-Nya dan memanfaatkan alam semesta untuk kepentingan hidupnya. Dengan dasar ini, jelas bahwa materi dalam pendidikan akal adalah seluruh ciptaan allah SWT.
0 Response to "Pendidikan / Tarbiyah dan Hakikat Guru Siswa Menurut Islam 3, Hakikat peserta didik, Kebutuhan peserta didik, definisi hakikat dan kebutuhan peserta didik hubungan antara motivasi dan kebutuhan peserta didik makalah analisis kebutuhan peserta didik makalah definisi akikat dan kebutuhan peserta didik menilai kebutuhan peserta didik dimensi dimensi peserta didik peta kebutuhan peserta didik karakteristik peserta didik"
Post a Comment