بسم الله الرحمن الرحيم، الحمد لله رب العالمين، اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد ، لا إله إلا أنت سبحانك إني كنت من الظالمين

Pendidikan / Tarbiyah dan Hakikat Guru Siswa Menurut Islam 2, Hakikat pendidik, hakikat peserta didik hakikat pendidik paud sebagai fasilitator artinya hakikat pendidik dan tenaga pendidik pertanyaan tentang hakikat peserta didik latar belakang pendidik dan peserta didik hakikat dan sifat pendidik makalah hakikat guru atau pendidik konsep dasar profesi keguruan

B.     Hakikat pendidik

Dalam konteks pendidikan Islam terdapat beberapa istilah yang digunakan dan yang menunjukan makna pendidik, yaitu antara lain : murabbi, mu’allim, mu`addib, mudarris, muzakki, mursyid, ustadz dan lain sebagainya. Berikut penjelasan beberapa istilah tersebut :

1. Murabbi ( مربّى )
Istilah murabbi ( مربّى ) secara etimologis merupakan bentuk (sighah) al-ism al-fâ’il yang berakar dari tiga kata. Pertama, berasal dari kata رٌبو ربى yang artinya bertambah dan tumbuh. Kedua, berasal dari kata رب رٌبى yang artinya tumbuh dan menjadi besar. Dan ketiga, berasal dari kata ررّ رٌرّ yang artinya memperbaiki, menguasai, memimpin, menjaga, dan memelihara. Kata kerja ررّ semenjak masa Rasulullah sudah dikenal dalam ayat al-Qur`an dan Hadits Nabi. Salah satu ayat al-Qur`an yang mencantumkan kata ini seperti dalam Q.S. al-Isra : 24
  
24. dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".
Dengan demikian istilah murabbi sebagai pendidik mengandung makna yang luas, yang secara ringkas menunjukan beberapa tugas utama yaitu :
a. Memelihara dan menjaga fitrah anak didik menjelang dewasa ;
b. Mengembangkan seluruh potensi menuju kesempurnaan ;
c. Mengarahkan seluruh fitrah menuju kesempurnaan, dan
d. Melaksanakan pendidikan secara bertahap.

2. Mu’allim ( معلّم )
Istilah Mu’allim ( معلّم ) secara etimologis berasal dari kata علّم عٌلّم تعل مٍا yang berarti telah mengajar, sedang mengajar dan pengajaran. Kata Mu’allim ( معلّم ) memiliki arti pengajar atau orang yang mengajar. Istilah ini, yang berkonotasi pendidik, dalam hadits adalah kata yang paling umum dikenal dan banyak ditemukan.
Dalam proses pendidikan istilah pendidikan yang kedua yang dikenal sesudah التّرب تٍ
adalah التّعل مٍ . Rasyid Ridha, mengartikan التّعل مٍ sebagai proses transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu. Dengan demikian maka mu’allim ( معلّم ) adalah orang yang melakukan proses tersebut.
Salah satu ayat yang mengisyaratkan pengertian التّعل مٍ tersebut adalah Q.S. al-Baqarah : 151 :
151. sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.
Merujuk pada ayat diatas, maka mu’allim adalah orang yang mampu merekonstruksi bangunan ilmu secara sistematis dalam pemikiran peserta didik dalam bentuk ide, wawasan, kecakapan dan sebagainya, yang ada kaitannya dengan hakekat sesuatu. Mu’allim adalah orang yang memiliki kemampuan unggul dibandingkan dengan peserta didik, yang dengannya ia dipercaya menghantarkan peserta didik ke arah kesempurnaan dan kemandirian.

3. Mu`addib (مؤدّب )
Istilah mu`addib (مؤدّب ) secara etimologis merupakan bentuk al-ism al-fâ’il dari kata ادّب ؤٌدّب تأد بٌا yang artinya memberi atau membentuk adab, mendidik, melatih, memperbaiki, mendisiplinkan dan memberikan tindakan.
Secara terminologis mu`addib berarti seorang pendidik yang bertugas untuk menciptakan suasana belajar yang dapat menggerakkan peserta didik untuk berperilaku atau beradab sesuai dengan norma-norma, tata susila dan sopan santun yang berlaku dalam masyarakat.
Dalam konteks pendidikan Islam, mu`addib memiliki peran antara lain : (a) Bertanggung jawab dalam pembimbingan tingkah laku anak didik sesuai dengan tuntunan agama; (b) Harus memberikan contoh yang baik kepada peserta didik ; (c) bertanggung jawab dalam pengawasan tingkah laku peserta didiknya. Konsep di atas merujuk pada sebuah hadits Nabi Saw : 10 أَدَّبَنِي رَبِّي فَأَحْسَنَ تَأْدِيبِي
“Tuhan telah mendidikku hingga adabku menjadi baik”

4. Mudarris (مذرّس )
Secara etimologis Mudarris (مذرّس ) berasal dari kata درّس ذٌرّس تذر سٌا yang artinya mengajar, melatih. Dan مذرّس berarti orang yang mengajar atau pengajar.
Secara terminologis, mudarris adalah orang yang memiliki kepekaan intelektual dan informasi, serta memperbarui pengetahuan dan keahliannya secara berkelanjutan, dan berusaha mencerdaskan peserta didiknya, memberantas kebodohan mereka, serta melatih keterampilan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya.
Mudarris juga dapat dimaknai sebagai orang yang mengajarkan suatu ilmu kepada orang lain dengan metode-metode tertentu dalam upaya membangkitkan usaha peserta didik agar sadar dalam upaya meningkatkan potensinya.

5. Mursyid ( مرشد )
Mursyid seakar dengan kata رشذ yang artinya mengajar. Sementara mursyid memiliki persamaan makna dengan kata الذل لٍ dan معلّم yang artinya petunjuk, pemimpin, pengajar dan instruktur.
Secara terminologis, mursyid dapat didefinisikan sebagai orang yang bertugas membimbing peserta didik agar ia mampu menggunakan akal pikirannya secara tepat, sehingga ia mencapai keinsyafan dan kesadaran tentang hakekat sesuatu atau mencapai kedewasaan berpikir. Mursyid berkedudukan sebagai pemimpin, penunjuk jalan, pengarah, bagi peserta didiknya agar ia memperoleh jalan yang lurus.
Ada 19 ayat al-Qur’an yang menggunakan kata yang seakar dengan kata مرشد
seperti dalam Q.S. al-Kahfi : 17 :


17. dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan bila matahari terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada dalam tempat yang Luas dalam gua itu. itu adalah sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Allah. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, Maka Dialah yang mendapat petunjuk; dan Barangsiapa yang disesatkan-Nya, Maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpinpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya.
Kata mursyid ( مرشد ) pada ayat di atas berkaitan dengan seseorang yang menjadi pemimpin dan dapat memberikan petunjuk. Quraish Shihab memberikan penjelasan bahwa mursyid adalah seorang pembimbing yang dapat mengarahkan langkah-langkah seseorang ke arah positif.

6. Muzakki (مزكًّ )
Muzakki berasal dari kata زكًّ yang berarti berkembang, tumbuh, bertambah, menyucikan, membersihkan, memperbaiki dan menguatkan. Dengan demikin muzakki secara istilah adalah orang yang membersihkan, mensucikan sesuatu agar ia menjadi bersih dan suci terhindar dari kotoran. Jika dikaitkan dengan pendidikan Islam, maka muzakki adalah pendidik yang bertanggung jawab untuk memelihara, membimbing, dan mengembangkan fitrah peserta didik, agar ia selalu berada dalam kondisi suci dalam keadaan taat kepada Allah terhindar dari perbuatan yang tercela.15 Ada banyak ayat al-Qur`an yang menggunakan kata yang seakar dengan kata muzakki, antara lain dalam Q.S. Ali Imran : 164 :
164. sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al kitab dan Al hikmah. dan Sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.

Demikian beberapa istilah yang mengandung makna pendidik yang masing-masing istilah memiliki karakteristik tersendiri dan semuanya menyandarkan kepada landasan alquran dan hadits.



Related Post:




0 Response to "Pendidikan / Tarbiyah dan Hakikat Guru Siswa Menurut Islam 2, Hakikat pendidik, hakikat peserta didik hakikat pendidik paud sebagai fasilitator artinya hakikat pendidik dan tenaga pendidik pertanyaan tentang hakikat peserta didik latar belakang pendidik dan peserta didik hakikat dan sifat pendidik makalah hakikat guru atau pendidik konsep dasar profesi keguruan"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel