بسم الله الرحمن الرحيم، الحمد لله رب العالمين، اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد ، لا إله إلا أنت سبحانك إني كنت من الظالمين

Pendidikan / Tarbiyah dan Hakikat Guru Siswa Menurut Islam 4, Dimensi agama, Dimensi akhlak, Dimensi kejiwaan, Dimensi seni, definisi hakikat dan kebutuhan peserta didik hubungan antara motivasi dan kebutuhan peserta didik makalah analisis kebutuhan peserta didik makalah definisi akikat dan kebutuhan peserta didik menilai kebutuhan peserta didik dimensi dimensi peserta didik peta kebutuhan peserta didik karakteristik peserta didik

3. Dimensi agama
Manusia disebut makhluk yang beragama (homo religious). Berdasarkan hasil riset dan observasi, banyak ahli ilmu jiwa sependapat bahwa pada diri manusia terdapat semacam keinginan dan kebutuhan yang bersifat universal. kebutuhan ini melebihi kebutuhan-kebutuhan lainnya, bahkan mengatasi kebutuhan akan kekuasaan. Keinginan akan kebutuhan tersebut merupakan kebutuhan kodrati, berupa keinginan untuk mencintai dan dicintai tuhan.
Dalam pandnagan islam, sejak manusia lahir , manusia sudah mempunyai jiwa agama, yaitu jiwa yang mengakui adanya zat yang maha pencipta dan mahamutlak, yaitu allah SWT.



172. dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",

Menurut ramayulis, islam memandang ada suatu kesamaan daiantara sekian perbedaan manusia, kesamaan itu tidak pernah akan berubah karena pengaruh ruang dan waktu, yaitu potensi dasar beriman (akidah tauhid) kepada allah. pandangan islam terhadaap fitrah inilah yang membedakan kerangka nilai dasar pendidikan islam dengan dasar pendidikan umum. Kecuali itu, pendidikan islam bertujuan membentuk insaan muttaqin yang memiliki keseimbangan dalam segala hal berdasarkan iman yang manatap untuk mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.[11]

4. Dimensi akhlak
Menurut perspektif islam, seorang muslim dapat dikatakan sempurna agamanya bila mempunyai akhlak yang mulia, demikian pula sebaliknya. Umumnya filsuf pendidikan islam sependapat bahwa pendidikan akhlak adalah jiwa pendidikan islam. Sebab tujuan tertinggi pendidikan islam adalah pembinaan akhlaqul karimah. Hal ini dapat ditarik relevansinya dengan tujuan rasulullah diutus oleh allah SWT.
أ[12]
Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak. (HR. )
Tujuan pendidikan akhlak dalam islam adalah untuk membentuk manusia yang bermoral baik, memiliki kemauan yang keras, sopan dalam bicara dan perbuatan, mulia dalam tingkah laku, bersifat bijaksana, beradab, ikhlas dan jujur.[13] Berdasarkan tujuan ini, maka setiap saat, keadaan, pelajaran, aktivitas, merupakan sarana pendidikan akhlak. Maka, pendidik harus membina akhlak peserta didiknya dan memperhatikan perkembangan akhlak peserta didiknya diatas segalanya.

5. Dimensi kejiwaan
Dimensi kejiwaan merupakan suatu dimensi yang sangat penting dan mempunyai pengaruh dalam mengendalikan keadaan manusia agar dapat hidup sehat, tentram dan bahagia.
Setiap manusia dalam hidupnya tentu saja menginginkan kebahagiaan. Pada hakikatnya setiap usaha yang dilakukan manusia adalah dalam upaya mewujudkan kebahagiaan tersebut. Dengan akal, ilmu pengetahuan, teknologi, dan berbagai fasilitas juga telah berhasil diciptakan manusia untuk menunjang kehidupannya. Namun, kebahagiaan tersebut tetap tidat dapat diperoleh, malahan menimbulkan problem dan kesulitan-kesulitan baru.
Agar tujuan tersebut dapat diwujudkan, diperlukan pendidikan agama yang membekali peserta didik dengan pengetahuan agama, juga menanamkan rasa keagamaan dan membentuk sikap keagamaan sehingga menjadi bagian dari kepribadiaan mereka.

6. Dimensi seni
Seni meruakan bagian hidup manusia, karena allah telah menganugerahkan kepada manusia petensi ruhani dan berbagai potensi indrawi (mata, telinga, dan lain sebagainya). Dengan demikian, dimensi seni pada diri manusia tidak boleh diabaikan. Potensi seni perlu untuk ditumbuhkembangkan karena keindahan dapat menggerakkan dan menenangkan batin, meringankan beban hidup, dan merassakan keberadaan nilai-nilai.
Pengakuan seni dalam islam juga diperlihatkan langsung oleh allah lewat al-quran. Keindahan al-quran dpat dilahat dari aspek sastranya. Bukti autentik ini merupakan kemukjizatan al-quran, suatu mukjizat yang bersifat universal. Keautentikan dan keindahan bahsa al-quran ditunjukkan kepada manusia setiap masa.
Contoh firman allah yang menjelasakan hikmah dan manfaat binatang, sekaligus mengingatkan aspek keindahan yang digambarkan langsung oleh allah sebagai sang pencipta sebagai berikut.


5. dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai-bagai manfaat, dan sebahagiannya kamu makan.
6. dan kamu memperoleh pandangan yang indah padanya, ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu melepaskannya ke tempat penggembalaan.

Jadi, seni bagi seorang mukmin adalah sarana untuk mendekatkan diri kepada allah, meningkatkan keimanan, dan bukan sesuatu yang dapat menimbulkan kelalaian, kemungkaran serta kesombongan.

7. Dimensi sosial
Seorang manusia adalah makhluk individual sekaligus makhluk sosial. Maka dalam pandangan islam, tanggung jawab manusia tidak hanya terbatas pada perorangan tetapi juga sosial.
Setiap individu adalah bagian dari kelompok sosialnya. Kelompok sosial terkecil dalam masyarakat adalah keluarga. Oleh karena itu, proses perkembangan dimensi sosial manusia telah dimulai semenjak lahir. Dalam perkembangan sosial, setiap individu perlu menempatkan dirinya diantara banyak individu lainnya. Agen sosialisasi pertama dan utama bagi anak adalah ibu dan bapaknya. Dengan demikian, setiap orang tua perlu menyadari setiap interaksinya dengan anak merupakan kesempatan baik untuk menanamkan benih-benih penyesuaian sosial dan pembentukan watak anak. Sebelum anak menyadari dirinya sendiri dan dunia sekitarnya, stimulus sosial yang diberikan dalam kehidupan keluarga sangat berpengaruh terhadap pembentukan jiwa sosial selanjutnya.
Dengan demikian, sistem pendidikan islam berupaya membentuk peserta didik yang beriman, memiliki kepribadian utama, selaras dan seimbang dalam keseluruhan dimensi kehidupan peserta didik. Selaras dan seimbang, karena segenap dimensi dan potensi yang ada padanya bekerja dan berfungsi sesuai dengan batas kemampuan masing-masing.

[1] Maragustam, mencetak pembelajar menjadi insan paripurna, (yogyakarta: nuha litera, 2010),  h. 21
[2] Musthafa al-maraghi, tafsir al-maraghi, (beirut: dar fikr, tt) juz I, h. 82 sebagaimana dikutip oleh ramayulis.
[3] Muhammad athiyah al-abtasyi, al-tarbiyah al-islamiyah, cet. 3, (dar alfikr al-arabi, tt), h. 100 sebagaimana dikuti oleh ramayulis.
[4] Ramayulis, ilmu pendidikan islam, (jakarta: kalam mulia, 2008) cet. VII. h. 15
[5] Al-mu’jam al-wasith- kamus arab indonesia (jakarta: angkasa, tt), h. 19 sebagaimana dikutip ramayulis.
[6] Muhammad al-naquib al-attas, konsep pendidikan dalam islam (bandung: mizan, 1988), h. 66
[7] Maragustam, mencetak pembelajar menjadi insan paripurna, (yogyakarta: nuha litera, 2010), h. 139
[8] Haitami salim, syamsul kurniawan, studi ilmu pendidikan islam, (jogjakarta: ar-ruzz media, 2012), h. 166
[9] Ramayuliis, ilmu oendidikan islam (jakarta: kalam mulia, 2008), h. 77
[10] Haitami h. 169
[11] Ramayulis, h. 88
[12]
[13] Haitami, h. 174



Related Post:




0 Response to "Pendidikan / Tarbiyah dan Hakikat Guru Siswa Menurut Islam 4, Dimensi agama, Dimensi akhlak, Dimensi kejiwaan, Dimensi seni, definisi hakikat dan kebutuhan peserta didik hubungan antara motivasi dan kebutuhan peserta didik makalah analisis kebutuhan peserta didik makalah definisi akikat dan kebutuhan peserta didik menilai kebutuhan peserta didik dimensi dimensi peserta didik peta kebutuhan peserta didik karakteristik peserta didik"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel