بسم الله الرحمن الرحيم، الحمد لله رب العالمين، اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد ، لا إله إلا أنت سبحانك إني كنت من الظالمين

PRINSIP-PRINSIP SISTEM PENDIDIKAN ISLAM, perbedaan sistem pendidikan islam dengan sistem pendidikan non islam pengertian prinsip pendidikan prinsip-prinsip metode pendidikan islam pertanyaan tentang prinsip prinsip pendidikan islam tujuan fungsi dan prinsip pendidikan islam makalah prinsip dan ajaran islam dalam ilmu prinsip pendidikan pdf ppt prinsip pendidikan islam

PRINSIP-PRINSIP SISTEM PENDIDIKAN ISLAM

PENDAHULUAN
Pendidikan Islam Merupakan system untuk meningkatkan kualitas hidup manusia di segala aspek kehidupan. Dalam sejarah umat manusia, hampir tidak ada kelompok manusia yang tidak menggunakan pendidikan sebagai alat pembudayaan dan peningkatan kualitas. Pendidikan dibutuhkan untuk menyiapkan anak manusia demi menunjang perannya nanti. Upayah pendidikan yang dilakukan oleh suatu bangsa memiliki hubungan yang signifikan dengan  rekayasa bangsa tersebut di masa mendatang. Dengan demikian, pendidikan merupakan sarana terbaik untuk menciptakan suatu generasi baru yang tidak kehilangan ikatan dengan tradisi mereka sendiri, Sekaligus tidak menjadi bodoh secara intelektual (terbelakang) dalam pendidikan atau tidak menyadari adanya perkembangan di setiap cabang ilmu pengetahuan.

Oleh sebab itu, pendidikan Islam merupakan proses budaya untuk menigkatkan harta dan martabat manusia yang berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan Islam berkembang dan selalu dihadapkan pada perubahan zaman yang merupakan lingkaran proses eksistensinya. Untuk itu, mau tidak mau pendidikan Islam didesain mengikuti irama perubahan masyarakat tersebut. Apabila pendidikan tidak didesain mengikuti irama perubahan, maka pendidikan akan ketinggalan dengan lajunya perkembangan zaman.
Abudin Nata menyatakan bahwa ada beberapa ciri dalam Pendidikan Islam. Yaitu:
1)      Mengarahkan manusia agar menjadi khalifah Tuhan di bumi dengan sebaik-baiknya.
2)      Mengarahkan manusia agar melaksanakan tugas kekhalifahannya dalam rangka beribadah kepada Allah swt.
3)      Mengarahkan manusia agar berakhlak mulia.
4)      Membina dan mengarahakan potensi jiwa, akal, dan jasmani manusia sehingga memiliki ilmu dan akhlak yang dapat menunjang tugas kekhalifaannya.
5)      Mengarahkan manusia agar dapat mencapai kebahagian hidup di dunia dan di akhirat.
Untuk membingkai hal tersebut, di dalam tujuan pendidikan Islam tidak terlepas diri dari prinsip-prinsip pendidikan yang bersumber dari Al-Qur”an dan sunnah.

PRINSIP-PRINSIP SISTEM PENDIDIKAN ISLAM
Prinsip berarti “asas atau dasar yang dijadikan pokok berpikir, bertindak, dan sebagainya”[1]. Dagobert D. Runes mengartikannya sebagai kebearan yang bersifat universal (universal truth) yang menjadi sifat dari sesuatu.
Jika dikaitkan dengan pendidikan, prinsip pendidikan dapat diartikan dengan kebenaran yang universal sifatnya yang dijadikan dsar dalam merumuskan perangkat pendidikan.[2]
Dalam pembelajaran, pendidik merupakan fasilitator. Ia harus mampu memberdayagunakan beraneka ragam sumber belajar. Dalam memimpin proses pembelajaran, pendidik perlu perlu memperhatikan prinsip-prinsip dalam pendidikan Islam dan senantiasa mempedomaninya, bahkan sejauh mungkin merealisasikannya bersama-sama dengan peserta didik. Adapun yang menjadi prinsip-prinsip pendidikan Islam adalah sebagai berikut:

A.    Prinsip Integral dan Seimbang

1.      Prinsip Integral
Prinsip ini meyakini bahwa dunia merupakan jembatan menuju akhirat dan memandang adanya kesatuan antara dunia dan akhirat. Oleh karena itu, pendidikan memberikan porsi yang seimbang untuk mecapai kebahagiaan untuk keduanya.[3]
Pendidikan Islam tidak mengenal adanya pemisahan antara sains dan agama. Keduanya harus terintegrasi secara harmonis. Dalam ajaran Islam, Allah adalah pencipta alam semesta termasuk manusia. Allah pula yang menurunkan hukum-hukum untuk mengelola dan melestarikannya. Hukum-hukum mengenai alam fisik disebut sunatullah, sedangkan pedoman hidup dan hukum-hukum untuk kehidupan manusia telah ditentukan pula dalam ajaran agama yang disebut dinullah yang mencakup akidah dan syariah.[4]
Dalam ayat Al-Qur’an yang pertama kali diturunkan, Allah memerintahkan agar mansuia untuk membaca yaitu dalam QS. Al-‘Alaq ayat-1-5:

1.      Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2.      Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3.      Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4.      yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[5]
5.      Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Dari ayat-ayat di atas dapat dipahami bahwa Allah memerintahkan agar manusia membaca Al-Qur’an (ayat-ayat quraniyah) dan fenomena alam (ayat kauniyah) tanpa memberikan tekanan terhadap slah satu jenis ayat yang dimaksud. Hal itu berarti bahwa pendidikan Islam harus dilaksanakan secara terpadu (integral).[6]
Implikasi prinsip ini dalam pendidikan adalah bahwa dalam penndidikan Islam tidak dibenarkan aadanya dikotomi pendidikan yaitu antara pendidikan agama dan pendidikan sains. Para peserta didik harus memahami Islam sebagai a total way of life yang dapat mengatur berbagai aspek kehidupan manusia.[7]
2.      Prinsip Seimbang
Pendidikan Islam selalu memperhatikan keseimbangan di antara berbagai aspek. Pandangan Islam yang menyeluruh terhadap aspek kehidupa mewujudkan adanya keseimbangan. Ada beberapa prinsip keseimbangan yang mendasari keseimbangan yang mendasari pendidikan Islam, yaitu:

1)      Keseimbangan antara dunia dan akhirat
Keseimbangan antara urusan dunia dan akhirat dalam ajaran Islam harus menjadi perhatian. Rasul diutus Allah untuk mengajar dan mendidik manusia agar mereka dapat meraih kebahagiaan kedua alam itu. implikasinya pendidikan harus senantiasa diarahkan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al-Qashash:77 :

77. dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
2)      Keseimbangan antara jasmani dan rohani
Manusia lahir kedunia ini dibekali dengan kecenderungan pembawaan daya imajinasi dan akal yang berbeda. Perbedaan ini dalam psikologi disebut aspek fisik dan psikis (jasmani dan rohani). Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Isra’: 21:

21. perhatikanlah bagaimana Kami lebihkan sebagian dari mereka atas sebagian (yang lain). dan pasti kehidupan akhirat lebih Tinggi tingkatnya dan lebih besar keutamaannya.

3)      Keseimbangan antara individu dan masyarakat
Di segi lain, pendidikan Islam berusaha pula mengembangka aspek kemasyarakatan berupa kasih mengasihi, hormat menghormati sesama muslim.
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Hujurat : 10 :

10. orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.
Implikasinya dakam pendidikan adalah bahwa dalam pembentukan kepribadian atau karakter yang harmonis sebagai tujuan akhir pendidikan Islam prisip keseimbanga harus diperhatikan.[8]

B.     Prinsip Bagian dari Proses Rububiyah

Peranan manusia dalam pendidikan secara teologis dimungkinkan karena posisinya sebagai makhluk, ciptaan Allah, yang paling sempurna dan dijadikan sebagai khalifatullah fi al-ardh.[9]
Sebagai khalifah, manusia juga mengemban fungsi rubbubiyah Allah terhadap alam semesta termasuk diri manusia sendiri. Dengan pertimbangan tersebut dapat dikatakan bahwa karakter hakiki pendidikan Islam pada intinya terletak pada fungsi rubbubiyah Allah yang secara praktis dikuasakan atau diwakilkan kepada manusia. Dengan kata lain, pendidikan Islam tidak lain adalah keseluruhan dari proses dan fungsi rubbubiyah Allah terhadap manusia, sejak dari proses penciptaan serta pertumbuhan dan perkembangannya secara bertahap dan berangsur-angsur sampai dewasa dan sempurna.

C.    Prinsip Membentuk Manusia yang Seutuhnya

Pendidikan Islam dalam hal ini merupakan usaha untuk mengubah kesempurnaan potensi yang dimiliki oleh peserta didik menjadi kesempurnaan aktual, melalui setiap tahapan hidupnya. Dengan demikian fungsi pendidikan Islam adalah menjaga keutuhan unsur-unsur individual peserta didik, seperti watak, intelegensi, bakat serta kelebihan dan kekuranngannya[10]dan mengoptimalkan potensinya dalam garis keridhaan Allah.
Prinsip ini harus direalisasikan oleh pendidik dalam proses pembelajaran. Pendidik harus mengembangkan kecerdasan intelektual, emosional maupun spiritual secara simultan.[11]

D.    Prinsip Selalu Berkaitan dengan Agama

Pendidikan Islam sejak awal merupakan salah satu usaha untuk menumbuhkan dan memantapkan kecendrungan tauhid yang telah menjadi fitrah manusia. Agama menjadi petunjuk dan penuntun ke arah itu. Oleh karena itu, pendidikan Islam selalu menyelenggrakan pendidikan agama. Namun, agama di sini lebih kepada fungsinya sebagai sumber moral nilai.

E.     Prinsip Terbuka

Dalam Islam diakui adanya perbedaan manusia. Akan tetapi, perbedaan hakiki ditentukan oleh amal perbuatan manusia (QS, Al-Mulk : 2), atau ketakwaan (QS. Al-Hujrat : 13).
-        QS. Al-Mulk : 2
2. yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,
-        QS. Al-Hujurat : 13

13. Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.

Oleh karena itu, pendidikan Islam pada dasarnya bersifat terbuka, demokratis, dan universal.  Menurut Jalaludin yang dikutip oleh Bukhari Umar menjelaskan bahwa keterbukaan pendidikan Islam ditandai dengan kelenturan untuk mengadopsi unsur-unsur positif dar luar, sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakatnya, dengan tetap menjaga dasar-dasarnya yang original (shalih), yang bersumber pada Al-Qur’an dan Hadist.[12]

F.     Prinsip Universal

Prinsip ini maksudnya adalah pandangan yang menyeluruh pada seluruh aspek kehidupan manusia. Menurut Muhammad Munir Mursy, yang dimaksud dengan prinsip ini adalah pendidikan Islam itu hendaknya meliputi seluruh aspek kepribadian manusia dan hendaknya melihat manusia itu dengan pandangan yang menyeluruh terdiri dari aspek jiwa, badan dan akal, sehingga nantinya pendidikan Islam itu diarahkan pada pendidikan jasmani, pendidikan jiwa dan pendidikan akal.
Implikasinya dalam pendidikan adalah bahwa pendidikan Islam haruslah meliputi seluruh dimensi kehidupan manusia dan tidak boleh hanya memberi penekanan kepada salah satu dimensi saja dan meninggalkan dimensi yang lainnya. Dalam pendidikan Islam diperlukan suatu model (pattern) sistem yang menyeluruhbaik dalam pelembagaan pendidikan yang berjenjang dan bervariasi maupun dalam penerapan metode pendidikan sehigga dapat mengikuti model supra sistem dan terlahirlah sistem “one for all system”.[13]

G.    Prinsip Menjaga Perbedaan Individual

Yaitu prinsip pemeliharaan perbedaan-perbedaan individual diantara peserta didik, baik dari segi bakat, minat, kemampuan, kebutuhan dan sebagainya.[14]Perbedaan individual antara seorang manusia dengan orang lain dikemukakan oleh Al-Qur’an dan Hadits.
-        Q.S. Ar-Rum : 22.

22. dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.
-        Q.S Al-Isra’: 21

21. perhatikanlah bagaimana Kami lebihkan sebagian dari mereka atas sebagian (yang lain). dan pasti kehidupan akhirat lebih Tinggi tingkatnya dan lebih besar keutamaannya.

Perbedaan-perbedaan yang dimiliki manusia melahirkan perbedaan tingkah laku karena setiap orang akan berbuat sesuai dengan keadaanya masing-masing.

H.    Prinsip Pendidikan Islam adalah Dinamis

PendidikanIslam menganut prinsip dinamis, yaitu tidak statis dalam tujuan, kurikulum dan metodenya, tetapi berupaya untuk selalu memperbaharuhi diri dan berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Pendidikan Islam mampu memberikan respon terhadap kebutuhan-kebutuhan masyarakat sesuai dengan perkembangan dan perubahan sosial yang tidak bertentangan dengan ajaran dasar Islam.Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan Islam yang memotivasi untuk hidup dinamis.
Implikasinya dalam pendidikan Islam terlihat pada saat pendidikan Islam memberikan respon terhadap pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.[15]

I.       Prinsip Kontinuitas dan Berkelanjutan (Seumur Hidup)

Prinsip ini bersumber dari padangan mengenai manusia yang dalam sepanjang hidup dihadapkan pada berbagai tantangan dan godaan yang dapat menjerumuskannya ke jurang kehinaan. Dan konsep ini diterapkan dalam kurikulum mengingat keutuhan potensi subjek yang berkembang dan perlunya keutuhan wawasan (orientasi) manusia sebagai subjek yang sadar akan nilai (yang menghayati dan yakin akan cita-cita dan tujuan hidup).  Semua hal tersebut tidak akan tercapai tanpa adanya belajar yang berkesinambungan.[16]
Oleh karena itu, dari prinsip inilah dikenal dengan prinsip pendidikan seumur hidup. Pendidikan seumur hidup tergambar secara implisit dalam QS. Al-‘Alaq. Seruan “membaca” yag ada di dalam surat tersebut merupakan perintah yang tidak mengenal batas waktu. [17]
Islam tidak mengenal batas akhir dalam menempuh pendidikan. Hal tersebut mengingat tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan Islam adalah terbentuknya akhlak al-karimah. Pembentukan itu membutuhkan rentang waktu yang panjang, yaitu sepanjang hayat manusia. Rasulullah SAW menegaskan bahwa masa pendidikan dimulai sejak lahir hingga ke liang kubur atau akhir hayat ((من المهد إلى اللهد yang dalam pendidikan barat modern dikenal dengan life long education.[18]

J.      Prinsip Persamaan Dan Pembebasan

Prinsip persamaan berangkat dari kenyataan bahwa semua makhluk hidup diciptakan oleh Dzat yang sama. Prinsip ini berakar dari konsep dasar manusia yang mempunyai kesatuan asal yang tidak membedakan derajat, baik antara jeis kelamin, keduddukan sosial, bangsa, maupun suku, ras, atau warna kuliit, sehingga budak ekalipun mendapat hak yang sama dalam pendidikan.[19]
 Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
“Siapapun diantara seorang laki-laki yang mempunyai seorang budak perempuan, lalu diajarkan dan dididiknya dengan ilmu dan pendidikan yang baik kemudian dimerdekakannya lalu dinikahinya, maka (lakil-laki) itu mendapat dua pahala.” (HR. Al-Bukhari).
Dari prinsip persamaan ini timbul konsep-konsep yang lebih rinci mengenai kebebasan dan demokrasi. Prinsip pembebasan dikembangkan dari nilai tauhid bahwa Tuhan itu Esa. Pendidikan Islam adalh upaya untuk membebaskan manusia dari belenggu nafsu dunia menuju pada nilai tauhid yang bersih dan mulia. Dengan pendidikan, manusia dapat terbebas dari belenggu kebodohan, kemiskinan, kemandekan, dan nafsu hewani.[20]

K.    Prinsip Kemaslahatan dan Keutamaan

Prinsip ini merupakan konsekuensi dari nilai-nilai akidah (tauhid) yang tertanam dan menjadi nilai dasar prilaku dalam kehidupan. Dengan prinsip ini ditegaskan bahwa pendidikan bukan sekedar proses mekanik melainkan proses yang mempuyai ruh yang segala kegiatannya diwarnai dan ditujukan pada keutamaan-keutamaan. Keutamaan-keutamaan tersebut terdiri atas nilai-nilai moral. Adapun nilai moral yang paling tinggi adalah tauhid.[21] Yakni keyakinan kepada Tuhan, sedangkan nilai moral yang paling buruk dan rendah adalah syirik.
Dengan prinsip keutamaan ini, pendidik bukan hannya bertugas menyediakan kondisi belajar bagi subjek didik, tetapi lebih dari itu turut membentuk kepribadiannya dengan perlakuan dan keteladanan yang ditunjukkan pendidik tersebut. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
“Hargailah anak-anakmu dan baikkanlah budi pekerti mereka.” (HR. An-Nasa’iy).
Tindakkan nyata sebagai unsur penting dalam keteladanan merupakan salah satu betuk penerapan prinsip keutamaan. Sebagaimana firman Allah dalam surah Ash-Shaff : 3:

3. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.
Karena itu, prinsip keutamaan yang menjadi ruh bagi segala kegiatan pendidikan tentunya mencakup segala bidang kehidupan dalam pendidikan. [22]

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pendidikan Islam Merupakan system untuk meningkatkan kualitas hidup manusia di segala aspek kehidupan. Dan tujuan pendidikan Islam tidak terlepas diri dari prinsip-prinsip pendidikan yang bersumber dari Al-Qur’an dan sunnah. Dan diantara prinsip-prinsip tersebut yaitu:
-        Prinsip Integral dan Seimbang
-        Prinsip Bagian dari Proses Rububiyah
-        Prinsip Membentuk Manusia yang Seutuhnya
-        Prinsip Selalu Berkaitan dengan Agama
-        Prinsip Terbuka
-        Prinsip Universal
-        Prinsip Menjaga Perbedaan Individual
-        Prinsip Pendidikan Islam adalah Dinamis
-        Prinsip Kontinuitas dan Berkelanjutan
-        Prinsip Persamaan Dan Pembebasan
-        Prinsip Kemaslahatan dan Keutamaan


DAFTAR KEPUSTAKAAN
Bukhari Umar, 2010. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Amzah.
Dewi Sri Rianti, 2015. Ilmu Pendidikan Islam, Pekanbaru : CV. Mutiara Pesisir Sumatera.
Dewi Sri Suryanti, 2015.Ilmu Pendidikan Islam, pekanbaru: CV. Mutiara Pesisir Sumatera.
H. Ramayulis, 2002.Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia.
H. Ramayulis, 2008. “Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta”, Edisi Revisi, Jakarta:Kalam Mulia.
M. Syaifuddin, 2012. Pengantar Ilmu Pendidikan Islam, Yogyakarta: CV. Writing Revolution.
H. Munzir Hitami, 2004. “Mengonsep Kembali Pendidikan Islam”, Pekanbaru: Infinite Press.
Sri Minarti, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Amzah, 2013.

Artikel Lainnya : Prinsip-Prinsip Evaluasi dalam Pendidikan Islam dan Jenis-Jenis Evaluasi Pendidikan Islam
Artikel Lainnya : Komponen Pendidikan Islam
Artikel Lainnya : PENDEKATAN DAN METODE PENDIDIKAN ISLAM 
Artikel Lainnya : EVALUASI PENDIDIKAN DALAM ISLAM, Tujuan Dan Fungsi Evaluasi Pendidikan Islam, Sistem Evaluasi Dalam Pendidikan Islam
Artikel Lainnya : Pendidik Guru Dalam Islam
Artikel Lainnya :  hakikat seorang guru

[1] Bukhari Umar, “Ilmu Pendidikan Islam”, Jakarta: Amzah, 2010. hlm.207.
[2] H. Ramayulis, “Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta” : Kalam Mulia, 2002. Hlm. 57
[3]  Sri Minarti, “Ilmu Pendidikan Islam”, Jakarta: Amzah, 2013. Hlm. 64
[4] H. Ramayulis, Op,Cit,.hlm.62
[5]Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca.
[6] Bukhari Umar, Op,Cit,.hlm. 208
[7]H. Ramayulis, Op,Cit,.hlm.62-63
[8]Ibid., hlm. 63-66.
[9]Bukhari Umar, Op,Cit,.hlm. 211
[10] Dewi Sri Rianti, Ilmu Pendidikan Islam, Pekanbaru : CV. Mutiara Pesisir Sumatera, 2015. Hlm. 92
[11] Bukhari Umar, Op,Cit,.hlm. 213
[12]Ibid,. Hlm. 214
[13]H. Ramayulis, “Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta”, Edisi Revisi, Jakarta:Kalam Mulia, 2008. Hlm. 35
[14]M. Syaifuddin, “Pengantar Ilmu Pendidikan Islam”, Yogyakarta: CV. Writing Revolution, 2012. Hlm. 80
[15] H. Ramayulis, Op,Cit,.hlm.67-68
[16] Dewi Sri Suryanti, “Ilmu Pendidikan Islam”, pekanbaru: CV. Mutiara Pesisir Sumatera, 2015. Hlm. 91
[17] Sri Minarti, Op,Cit,.hlm. 78-79
[18] Bukhari Umar, Op,Cit,.hlm. 218
[19] H. Munzir Hitami, “Mengonsep Kembali Pendidikan Islam”, Pekanbaru: Infinite Press, 2004. Hlm 27-28
[20] Sri Minarti, Op,Cit,.hlm. 74-77
[21] Sri Minarti, Op,Cit,.hlm. 81
[22]H. Munzir Hitami, Op,Cit,.hlm. 29-31

Related Post:




0 Response to "PRINSIP-PRINSIP SISTEM PENDIDIKAN ISLAM, perbedaan sistem pendidikan islam dengan sistem pendidikan non islam pengertian prinsip pendidikan prinsip-prinsip metode pendidikan islam pertanyaan tentang prinsip prinsip pendidikan islam tujuan fungsi dan prinsip pendidikan islam makalah prinsip dan ajaran islam dalam ilmu prinsip pendidikan pdf ppt prinsip pendidikan islam"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel