بسم الله الرحمن الرحيم، الحمد لله رب العالمين، اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد ، لا إله إلا أنت سبحانك إني كنت من الظالمين

Pendidikan / Tarbiyah dan Hakikat Guru Siswa Menurut Islam, makalah hakikat pendidikan islam hakikat pendidik dalam filsafat pendidikan islam jurnal hakikat pendidik dalam pendidikan islam makalah pendidik dalam pendidikan islam hakikat ilmu pendidikan dalam perspektif islam hakikat pendidikan islam dalam filsafat hakikat peserta didik dalam pendidikan islam jurnal pendidik dalam pendidikan islam

Pendidikan / Tarbiyah dan Hakikat Guru Siswa Menurut Islam

A. Pengertian pendidikan

Kata pendidikan berasal dari bahasa arab yang datang dalam beberapa lafal, yaitu tarbiyah, ta’lim dan ta’dib. Istilah ini muncul karena perbedaan cakupan, bahasan dan objeknya.

1.      Tarbiyah

Secara etimologi, Kata tarbiyah berasal dari beberapa kata, yaitu : raba, rabiya dan rabba. Kata raba-yarbu sama dengan kata nama-yanmu yang berarti bertambah, tumbuh menjadi besar. Kata rabiya-yarba sama dengan kata khafia-yakhfa yang berarti naik, menjadi besar/dewasa, tumbuh, berkembang. Kata rabba-yarubbu, dengan arti ashlahahu (memperbaikinya), tawalla amrahu (mengurusi perkaranya, bertanggung jawab atasnya), sasah (melatih; mengatur; memerintah), qama ‘alaih (menjaga, mengamati, membantu), ra’ahu (memelihara, memimpin).[1]
Tiga asal kata tarbiyah tersebut yakni raba, rabiya, dan rabba mencakup makna yang sangat luas, yakni
1.      Al-nama yang berarti bertambah, berkembang, dan tumbuh menjadi besar sedikit demi sedikit.
2.      Ashlahahu yang berarti memperbaiki pembelajar jika proses perkembangan menyimpang dari nilai-nilai islam.
3.      Tawalla amruhu yang berarti mengurusi perkara pembelajar, bertanggung jawab atasnya dan melatihnya.
4.      Ra’ahu yang berarti memelihara dan memimpin sesuai dengan potensi yang dimiliki dan tabiatnya.
5.      Al-tansyiah yang berarti mendidik, mengasuh, dalam arti materi (fisiknya) dan immateri (kalbu, akal, jiwa, perasaannya), yang kesemuanya merupakan aktivitas pendidikan.
Adapun tarbiyah ditinjau dari terminologinya adalah sebagai berikut;
a. Musthofa al-maraghiy membagi kegiatan al-tarbiyah dengan dua macam. Pertama tarbiyah khalqiyah, yaitu penciptaan, pembinaaan dan pengembangan jasmani peserta didik agar dapat dijadikan sebagai sarana bagi pengembangan jiwanya. Kedua, tarbiyah diniyah tahzibiyah yaitu pembinaan jiwa manusia dan kesempurnaannya melalui petunjuk wahyu ilahi. Berdasarkan pembagian tersebut, maka ruang lingkup al-tarbiyah mencakup berbagai kebutuuhan manusia, baik jasmani dan rohani, kebutuhan dunia akhirat, serta kebutuhan terhadap kelestarian diri sendiri, sesamanya, alam lingkungan dan relasinya dengan tuhan.[2]
b. Al-abrasyi memberikan pengertian bahwa tarbiyah adalah mempersiapkan manusia supaya hidup dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, tegap jasmaninya, sempurna budi pekertinya, teratur pikirannya, halus perasaannya, mahir dalam pekerjaannya, manis tutur katanya baik dengan  lisan atau tulisan.[3]
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa tarbiyah adalah suatu metode yang digunakan oleh orang dewasa untuk menciptakan generasi yang berkualitas dengan memelihara perkembangan mereka dari segala aspek, baik kepribadian, jasmani, rohani, sosial, psykologis maupun potensi lainnya.

2.      Ta’lim

Ta’lim merupakan mashdar dari kata ‘allama yang berarti pengajaran, berita, nasehat, perintah, pendidikan dan petunjuk. Pengertian ta’lim pada pengertian pendidikan sesuai dengan firman allah SWT.



31. dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"
Berdasarkan pengertian yang ditawarkan dari kata ta’lim dan ayat diatas, terlihat pengertian pendidikan yang dimaksudkan mengandung makna yang terlalu sempit. Pengertian ta’lim hanya sebataas proses pentransferan seperangkat  nilai antar manusia. Ia hanya dituntut untuk menguasasai nilai yang ditransfer secara kognitif dan psykomotorik, akan tetapi tidak dituntut pada domain afektif. Ia hanya sekedar memberi tahu atau memberi pengetahuan , tidak mengandung arti pembinaan kepribadian, karena sedikit sekali kemungkinan kearah pembentukan kepribadian yang disebabkan pemberian pengetahuan.[4]
Dengan demikian ta’lim adalah proses pentransferan ilmu pengetahuan kedalam otak seseorang  dengan metode yang efisien.

3.      Ta’dib

Istilah Ta’dib menurut kamus bahasa arab al-mu’jam al-wasith biasa diterjemahkan dengan pelatihan atau pembiasaan. Ta’dib berasal dari beberapa kata, yaitu adaba-ya’dubu yang berarti melatih, untuk berperilaku yang baik dan sopan santun. Juga berasal dari kata addaba yang berarti mendidik, melatiih, meperbaiki, mendisiplin, dan memberi tindakan.[5]
Menurut al-naquib al-attas, ta’dib adalah pengenalan dan pengakuan tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu yang didalam tatanan penciptaan sedemikian rupa, sehingga membimbing kearah pengenalan dan pegakuan kekuasaan dan keagungan tuhan dalam tatanan wujud dan keberadaannya.[6] Pengertian ini berdasarkan atas sabda nabi SAW. Sebagai berikut :
ادّبني ربي فأحسن تأديبي
Tuhan telah mendidikku, sehinnga pendidikanku menjadi baik.


Related Post:




0 Response to "Pendidikan / Tarbiyah dan Hakikat Guru Siswa Menurut Islam, makalah hakikat pendidikan islam hakikat pendidik dalam filsafat pendidikan islam jurnal hakikat pendidik dalam pendidikan islam makalah pendidik dalam pendidikan islam hakikat ilmu pendidikan dalam perspektif islam hakikat pendidikan islam dalam filsafat hakikat peserta didik dalam pendidikan islam jurnal pendidik dalam pendidikan islam"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel