MEMAHAMI KEBUTUHAN DASAR PSIKOLOGIS SISWA
Wednesday, June 27, 2018
Add Comment
MEMAHAMI KEBUTUHAN DASAR PSIKOLOGIS SISWA
Perspektif Teoritis
Suatu pendekatan untuk memahami
prilaku siswa yang tidak produktif menyatakan bahwa kebanyakan prilaku ini
adalah respons dari siswa yang kebutuhan dasarnya tidak terpenuhi dalam
lingkungan dimana prilaku menyimpang itu muncul.
Model deficit keterampilan social
kognitif ini mengemukakan bahwa siswa butuh lebih dari penguatan
(reinforcement) untuk prilaku yang tepat dan kosekuensi negative untuk prilaku
yang tidak tepat. Dan adalah tidak realities jika guru tidak mengangap masalah
prilaku siswa yang tidak produktif maka seharusnya guru merespons prilaku
yang tidak produktif tersebut dengan menciptakan kesempatan yang banyak bagi
siswa untuk mengembangkan keahlian yang dibutuhkan.
1. Teori Kebutuhan Personal
Abraham Maslow
Mengemukan bahwa manusia mempunyai kebutuhan bawaan untuk menjadi kompeten dan
untuk diterima, dan prilaku yang tidak produktif kemudian tidak dipandang
sebagai idikasi anak nakal, tetapi sebagai bentuk reaksi frustasi yang
dihubungkan dengan situasi dimana kebutuhan dasarnya tidak terpenuhi.
Rudolf Dreikurs
Sebagai guru kita
harus memiliki konsep dasar bahwa siswa itu sebenarnya tidak “nakal” dan
“mengangu” karena semua prilaku yang tidak produktif itu mempunyai alasan dan
tujuan tertentu,maka peranan kita sebagai pendidik membantu mereka
mengembangkan prilaku yang tidak hanya memenuhi kebutuhan tetapi secara efektif
membantu hidup mereka.
Wiliam Glaser
Glaser mengemukan bahwa siswa
akan produktif dilingkungan sekolah yang membolehkan mereka mempunyai control
atau kekuasaan atas pembelajaran mereka.
2. Teori Faktor Sosial
David Elkind
Dia mengemukakan hubungan antara
individu anak dan orang dewasa meliputi pola dasar yang saling berhubungan satu
dan yang lainnya.Makanya menurut elkind jika seorang anak atau remaja mempunyai
masalah seharusnya orang dewasa mendiskusikan masalahnya bukan mengkriktik dan
berkata kasar apalagi menghukum yang membuat anak tertekan, tapi cobalah
menngjak nya berdiskusi dan mencari penyebab mengapa dia berprilaku seperti itu
atau bermasalah demikian.
Joan Lipsitz
Lipsitz menekankan pentingnya
pengembangan lingkungan sekolah yang memenuhi kebutuhan atau perkembangan
remaja, dalam artian guru bias menjadikan dirinya fleksibel sehingga siswa
merasa nyaman ketika ada seorang guru yang dianggapnya seperti teman, orang
tua, kakak dan keluarganya tapi tentunya seorang guru yang berwibawa.
Karena bagi lipsitz pengunaan disiplin dengan orintasi control dan nilai akademik yang competitive cengderung menghasilkan motivasi dan prestasi yang rendah.
1. Asset Perkembangan
Dari hasil
penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan adalah pentig agar
kita mengatur lingkungan kelas dan sekolah dengan cara memberi kesempatan pada
siswa untuk mengembangkan perasaan kompetensi dan kemampuan meraka untuk
mempengaruhi kompetensi tersebut dengan kontak yang berarti dengan pendidika
dan kawan-kawannya.
2. Penelitian Otak
penelitian yang
dilakukan masih tidak tuntas tapi dapat diambil kesimpulan berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan bahwa otak akan merespon atau bekerja dengan
baik jika guru mengajar dengan mengunakan metode dan strategi yang dicantumkan
dalam ini agar bersesuian dengan kerja otak manusia
3. Siswa dengan Risiko Kegagalan di Sekolah
Siswa yang berisiko gagal di
sekoah baik karean prilagu maupun karena kognitif nya dan masih berusaha untuk
tetap di sekolah adalah suatu respons dari siswa karena motivasi sekolahnya
masih ada walaupun itu karena orang tua, guru dan temannya.
Tugas
guru menghadapi siswa yang berisiko gagal disekolah ini adalah mengubah
strategi agar siswa bias selamat dan tidak berisiko baik itu dengan cara
mengejar atau pun pendekatannya. Sehingga siswa tidak merasa bahwa diri tidak
berguna bias saja menjadi teman untuknya dan masih banyak hal yang bias
dilakukan guru untuk siswa yang berisiko gagal di sekolah.
4. Kebutuhan Unik Anak-anak Imigran
Kebutuhan anak
imgran tentu berbeda dengan anak-anak yang memang penduduk asli dari suatu
Negara atau wilayah.Karean cenderung anak-anak Imigran merasa dirinya berbeda
dengan yang lainnya karena banyak factor baik itu budaya, kebiasaan, bahasa dan
lain sebagainya.
Maka tugas guru
yang pertama adalah mengenali anak imigran lebih mendalam bias dengan
individual atau melalui orang tua nya untuk mengetahui bagaiman ia bersikap,
belajar dll di negaranya, maka setelah mendapat informasi tersebut tugas guru
selanjutnya memberi pemahaman kepada muridnya secara berkala agar ia bias
menyusaikan diri denagn lingkungannya.
5. Isu Ketertiban, Kepedulian dan Kekuasaan
Guru sering salah
mengartikan tentang ketetiban ini bias dilahat dari cara guru menetapakan
aturan tanpa pertimbangan terlebih dahulu dengan kondisi muridnya. Sedangkan
kan kepedulian guru sering bahwa sikap peduli hanya ditunjuk saat dikelas saja
tapi sejati kepedulian guru juga bias tidak dalam lingkungan kelas sehinggan
jika guru mempunyai sikap peduli seperti ini maka murid akan merespon positif
hal tersebut dengan tingkahlaku dan prestasinya.
Untuk kekuasaan
sendiri guru juga sering merasa dirinya yang paling berhak atas murid ini akan
membuat guru tidak disenangi murid, maka seharusnya seorang guru berkuasa
atas sikap, tindakan dan pelajaran tapi sebaikanya guru membagikan kekuasaannya
kepada muridnya dengan cara mendengarkan pendapat mereka tentang aturan atau
apa saja keputusan yang kita buat.
0 Response to "MEMAHAMI KEBUTUHAN DASAR PSIKOLOGIS SISWA"
Post a Comment