بسم الله الرحمن الرحيم، الحمد لله رب العالمين، اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد ، لا إله إلا أنت سبحانك إني كنت من الظالمين

Makalah kisah Nabi Shaleh As, kisah nabi shaleh mukjizat nabi saleh nabi saleh keturunan nabi sifat nabi saleh ayah nabi saleh seruan nabi saleh kepada kaumnya terdapat dalam surah kisah nabi luth contoh sikap berani nabi saleh

Makalah kisah Nabi Shaleh As, Biografi dan Silsilah Nabi Shaleh As, Kronologi kisah Nabi Shaleh As, Kaum Tsamud membangkang dakwah Nabi Shaleh As, Azab yang diturukan Allah terhadap Kaum Tsamud, Pelajaran yang dapat diambil dari kisah Nabi Shaleh As

BAB I
PENDAHULUAN


A.     Latar Belakang Masalah
Tsamud adalah nama suatu suku yang oleh sementara ahli sejarah dimasukkan bahagian dari bangsa Arab dan ada pula yang menggolongkan mereka ke dalam bangsa Yahudi. Mereka bertempat tinggal di suatu dataran bernama " Alhijir " terletak antara Hijaz dan Syam yang dahulunya termasuk jajahan dan dikuasai suku Aad yang telah habis binasa disapu badai yang di kirim oleh Allah sebagai pembalasan atas pembangkangan dan pengingkaran mereka terhadap dakwah dan risalah Nabi Hud A.S.

Kemakmuran dan kemewahan hidup serta kekayaan alam yang dahulu dimiliki dan dinikmati oleh kaum Aad telah diwarisi oleh kaum Tsamud. Tanah-tanah yang subur yang memberikan hasil berlimpah ruah, binatang-binatang perahan dan lemak yang berkembang biak, kebun-kebun bunga yag indah-indah, bangunan rumah-rumah yang didirikan di atas tanah yang datar dan dipahatnya dari gunung.Semuanya itu menjadikan mereka hidup tenteram ,sejahtera dan bahgia, merasa aman dari segala gangguan alamiah dan bahawa kemewahan hidup mereka akan kekal bagi mereka dan anak keturunan mereka.

Kaum Tsamud tidak mengenal Tuhan. Tuhan mereka adalah berhala-berhala yang mereka sembah dan puja, kepadanya mereka berqurban, tempat mereka minta perlindungan dari segala bala dan musibah dan mengharapkan kebaikan serta kebahagiaan.Mereka tidak dapat melihat atau memikirkan lebih jauh dan apa yang dapat mereka jangkau dengan pancaindera. Lalu Allah mengutus nabi Shaleh As kepada mereka untuk mengubah keyakinan mereka menyembah berhala menjadi menyembah Allah Swt.


B.  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana kisah dan latar belakang Nabi Shaleh As ?
2.      Bagaimana kronologis kisah nabi Shaleh as ?
3.      Mengapa kaum Tsamud membangkang kepada Nabi Shaleh ?
4. Bagaimana Allah SWT mengazab kaum Tsamud?
C.  Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui kisah dan latar belakang Nabi Shaleh As.
2.      Mengetahui kronologi kisah nabi Shaleh As.
3.      Mengetahui alasan kaum Tsamud  membangkan kepada nabi Shaleh.
4.      Mengetahui seperti apa azab yang diberikan Allah kepada kaum  Tsamud.
BAB II
PEMBAHASAN


A.     Biografi dan Silsilah Nabi Shaleh As

Nabi Shaleh As adalah nabi kaum Tsamud. Mereka adalah nama sebuah kabilah terkenal bernama “Tsamud”. Nama itu diambil dari nama kakek mereka, Tsamud, saudara Judais. Keduanya adalah anak Atsir bin Iram bin Saam  bin Nuh.
Mereka adalah bangsa Arab asli yang tinggal di bebatuan yang terdapat di antara Hijaz  dan Tabuk. Kaum Tsamud ini datang setelah kaum Aad. Seperti mereka, kaum Tsamud juga menyembah berhala.

Lalu Allah mengutus  seorang hamba-Nya dari kaum mereka sendiri, yaitu nabi Shalih.Nama lengkapnya Shaleh bin Ubaid bin Hud bin Asif bin Masah bin Ubaid bin Hadzir bin Tsamud bin Atsir bin Iram bin Sam bin Nuh bin Lamik bin Matwasyah bin Idris (Khanukh) bin Yarad bin Maylayil bin Qanin bin Anwasy bin Syits bin  Adam Abul Basyar (1).[1]

Ia mengajak mereka agar menyembah Allah semata, Tuhan yang tiada sekutu bagi-Nya, serta menyerukan agar mereka merobohkan dan membinasakan berhala-berhala sdan sekutu-sekutu bagi-Nya. Dari seruan itu, ada sekolompok orang yang beriman, tetapi kebanyakan mereka kufur. Mereka mencaci maki dan menyakiti nabi Shaleh As baik melalui ucapan maupun perbuatan, bahkan mereka bermaksud untuk membunuhnya. Dan mereka sempat membunuh unta yang oleh Allah dijadikan sebagai hujjah atas mereka, sehingga Dia menimpakan azab yang sangat pedih.

B.     Kronologi kisah Nabi Shaleh As

Kaum Tsamud bermukim di daerah al-Hijr. Saat ini daerah tersebut dinamakan dengan Mada'in Salih: satu wilayah pegunungan diantara Madinah dan Syam (Syria). Allah berfirman, "(Terhadap) kaum Tsamud yang memotong batu-batuan besar di lembah," (QS. Al-Fajr [89]: 9).

Mereka ahli dalam memahat batu pegunungan dan menjadikannya sebagai tempat tinggal. Selain itu, mereka juga pandai mengolah tanah datar dan mengubahnya menjadi istana. Alla berfirman, "Ingatlah ketika Dia menjadikan kalian khalifah-khalifah setelah kaum 'Ad dan menempatkan kalian di bumi. Di tempat yang datar kalian dirikan istana-istana dan bukit-bukit kalian pahat menjadi rumah-rumah, Maka, ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kalian membuat kerusakan di bumi," (QS. Al-a'raf [7]: 74).
Negeri mereka memiliki keistimewaan dengan kesuburan tanahnya, selain posisi geografisnya yang berada di jalur perdagangan antara Syam dan Yaman. Hal itu, membuat sumber kehidupan mereka melipah dan makmur.

Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang tidak akan membiarkan hamba-hamba-Nya berada dalam kegelapan terus-menerus tanpa diutusnya pesuruh disisi-Nya untuk memberi penerangan dan memimpin mereka keluar dari jalan yang sesat ke jalan yang benar.
Demikian pula Allah tidak akan menurunkan azab dan seksaan kepada suatu umat sebelum mereka diperingatkan dan diberi petunjukkan oleh-Nya dengan perantara seorang yang dipilih untuk menjadi utusan dan rasul-Nya. Sunnatullah ini berlaku pula kepada kaum Tsamud, yang kepada mereka telah diutuskan Nabi Saleh seorang yang telah dipilih-Nya dari suku mereka sendiri, dari keluarga yang terpandang dan dihormati oleh kaumnya, terkenal tangkas, cerdik, pandai, rendah hati dan ramah-tamah dalam pergaulan.[2]

Dikenalkan mereka oleh Nabi Saleh kepada Tuhan yang sepatutnya mereka sembah, Tuhan Allah Yang Maha Esa, yang telah mencipta mereka, menciptakan alam sekitar mereka, menciptakan tanah-tanah yang subur yang menghasilkan bahan-bahan keperluan hidup mereka, mencipta binatang-binatang yang memberi manfaat dan berguna bagi mereka dan dengan demikian memberi kepada mereka kenikmatan dan kemewahan hidup dan kebahagiaan lahir dan batin. Tuhan Yang Esa itulah yang harus mereka sembah dan bukan patung-patung yang mereka pahat sendiri dari batu-batu gunung yang tidak berkuasa memberi sesuatu kepada mereka atau melindungi mereka dari ketakutan dan bahaya.

Nabi Saleh memperingatkan mereka bahwa ia adalah seorang daripada mereka, terjalin antara dirinya dan mereka ikatan keluarga dan darah. Mereka adalah kaumnya dan sanak keluarganya dan dia adalah seketurunan dan sesuku dengan mereka. Ia mengharapkan kebaikan dan kebajikan bagi mereka dan sesekali tidak akan menjerumuskan mereka ke dalam hal-hal yang akan membawa kerugian, kesengsaraan dan kebinasaan bagi mereka. Ia menerangkan kepada mereka bahwa dia adalah pesuruh dan utusan Allah, dan apa yang diajarkan dan didakwahkan kepada mereka adalah amanat Allah yang harus dia sampaikan kepada mereka untuk kebaikan mereka semasa hidup dan sesudah mereka mati di akhirat kelak.

      Dia berharap yang kaumnya mempertimbangkan dan memikirkan bersungguh-sungguh apa yang dia serukan dan anjurkan agar mereka segera meninggalkan penyembahan kepada patung berhala itu dan percaya beriman kepada Allah Yang Maha Esa seraya bertaubat dan mohon keampunan kepada-Nya atas dosa dan perbuatan syirik yang selama ini telah mereka lakukan. Allah maha dekat kepada mereka dengan mendengarkan doa mereka dan memberi keampunan kepada yang bersalah apabila dimintanya.

Terperanjatlah kaum Saleh mendengar seruan dan dakwahnya yang bagi mereka merupakan hal yang baru yang tidak diduga akan datang dari saudara atau anak mereka sendiri. Maka serentak ditolaknya ajakan Nabi Saleh itu seraya berkata mereka kepadanya:"Wahai Saleh! Kami mengenalmu seorang yang pandai, tangkas dan cerdas, pikiranmu tajam dan pendapat serta semua pertimbanganmu selalu tepat. Pada dirimu kami melihat tanda-tanda kebajikan dan sifat-sifat yang terpuji. Kami mengharapkan dari engkau sebetulnya untuk memimpin kami menyelesaikan hal-hal yang rumit yang kami hadapi, memberi petunjuk dalam soal-soal yang gelap bagi kami dan menjadi ikutan dan kepercayaan kami di kala kami menghadapi krisis dan kesusahan. Akan tetapi segala harapan itu menjadi meleset dan kepercayaan kami kepadamu tergelincir hari ini dengan tingkah lakumu dan tindak tandukmu yang menyalahi adat-istiadat dan tatacara hidup kami. Apakah yang engkau serukan kepada kami? Engkau menghendaki agar kami meninggalkan persembahan kami dan nenek moyang kami, persembahan dan agama yang telah menjadi darah daging kami menjadi sebahagian hidup kami sejak kami dilahirkan dan tetap menjadi pegangan untuk selama-lamanya. Kami sesekali tidak akan meninggalkannya karena seruanmu dan kami tidak akan mengikutimu yang sesat itu. Kami tidak mempercayai cakap-cakap kosongmu bahkan meragui kenabianmu. Kami tidak akan mendurhakai nenek moyang kami dengan meninggalkan persembahan mereka dan mengikuti jejakmu."

Nabi Saleh memperingatkan mereka agar jangan menentangnya dan agar mengikuti ajakannya beriman kepada Allah yang telah mengurniai mereka rezeki yang luas dan penghidupan yang sejahtera. Diceritakan kepada mereka kisah kaum-kaum yang mendapat seksaan dan azab dari Allah karena menentang rasul-Nya dan mendustakan risalah-Nya. Hal yang serupa itu dapat terjadi ke atas mereka jika mereka tidak mahu menerima dakwahnya dan mendengar nasihatnya, yang diberikannya secara ikhlas dan jujur sebagai seorang anggota dari keluarga besar mereka dan yang tidak mengharapkan atau menuntut upah daripada mereka atas usahanya itu. Ia hanya menyampaikan amanat Allah yang ditugaskan kepadanya dan Allahlah yang akan memberinya upah dan ganjaran untuk usahanya memberi pimpinan dan tuntutan kepada mereka.

C.     Kaum Tsamud membangkang dakwah Nabi Shaleh As

Sekelompok kecil dari kaum Tsamud yang kebanyakannya terdiri dari orang-orang yang berkedudukan sosial lemah menerima dakwah Nabi Saleh dan beriman kepadanya sedangkan sebahagian yang terbesar terutamanya mereka yang tergolong orang-orang kaya dan berkedudukan tetap berkeras kepala dan menyombongkan diri menolak ajakan Nabi Saleh dan mengingkari kenabiannya dan berkata kepadanya:
"Wahai Saleh! Sesungguhnya kamu adalah seorang dari orang yang kena sihir” (As-Syu’ara 153).[3] Engkau telah menjadi sinting dan menderita sakit gila. Akalmu sudah berubah dan pikiranmu sudah kacau sehingga engkau tidak sedar yang engkau telah mengeluarkan kata-kata yang tidak masuk akal dan mungkin engkau sendiri tidak memahaminya. Engkau mengaku bahwa engkau telah diutuskan oleh Tuhanmu sebagai nabi dan rasul-Nya. Apakah kelebihanmu daripada kami semua sehingga engkau dipilih menjadi rasul, padahal ada orang-orang di antara kami yang lebih patut dan lebih cakap untuk menjadi nabi atau rasul daripada engkau. Tujuanmu dengan bercakap kosong dan kata-katamu hanyalah untuk mengejar kedudukan dan ingin diangkat menjadi kepala dan pemimpin bagi kaummu. Jika engkau merasa bahwa engkau cerdas  dan mengaku bahwa engkau tidak mempunyai arah dan tujuan yang terselubung dalam dakwahmu itu maka hentikanlah usahamu menyiarkan agama barumu dengan mencerca penyembahan kami dan nenek moyangmu sendiri. Kami tidak akan mengikuti jalanmu dan meninggalkan jalan yang telah ditempuh oleh orang-orang tua kami lebih dahulu.

Nabi Saleh menjawab: " Aku telah berulang-ulang mengatakan kepadamu bahwa aku tidak mengharapkan sesuatu apapun daripadamu sebagai balasan atas usahaku memberi penerangan kepada kamu. Aku tidak mengharapkan upah atau mendambakan pangkat dan kedudukan bagi usahaku ini yang aku lakukan semata-mata atas perintah Allah dan daripada-Nya kelak aku harapkan balasan dan ganjaran untuk itu dan bagaimana aku dapat mengikutimu dan menterlantarkan tugas dan amanat Tuhan kepadaku, padahal aku talah memperoleh bukti-bukti yang nyata atas kebenaran dakwahku. Janganlah sesekali kamu harapkan bahwa aku akan melanggar perintah Tuhanku dan melalaikan kewajibanku kepada-Nya hanya semata-mata untuk melanjutkan penyembahan nenek moyang kami yang jahil itu. Siapakah yang akan melindungiku dari murka dan azab Tuhan jika aku berbuat demikian? Sesungguhnya kamu hanya akan merugikan dan membinasakan aku dengan seruanmu itu."

Setelah gagal dan berhasil menghentikan usaha dakwah Nabi Saleh dan dilihatnya ia bahkan makin giat menarik orang-orang mengikutnya dan berpihak kepadanya, para pemimpin dan pemuka kaum Tsamud berusaha hendak membendung arus dakwahnya yang makin lama makin mendapat perhatian terutama dari kalangan bawahan menengah dalam masyarakat. Mereka menentang Nabi Saleh dan meminta untuk membuktikan kebenaran kenabiannya dengan suatu bukti mukjizat dalam bentuk benda atau kejadian luar biasa yang berada di luar kekuasaan manusia.

Nabi Saleh sadar bahwa tentangan kaumnya yang menuntut bukti daripadanya berupa mukjizat itu adalah bertujuan hendak menghilangkan pengaruhnya dan mengikis habis kewibawaannya di mata kaumnya terutama para pengikutnya bila ia gagal memenuhi tentangan dan tuntutan mereka. LaluNabi Saleh membalas tentangan mereka dengan menuntut janji dengan mereka apabila dia berhasil mendatangkan mukjizat yang mereka minta bahwa mereka akan meninggalkan agama dan penyembahan mereka dan akan mengikuti Nabi Saleh dan beriman kepadanya.

Sesuai dengan permintaan dan petunjuk pemuka-pemuka kaum Tsamud, sholeh berangkat ke tempat sholatnya, lalu mengerjakan sholat benar-benar karena allah persis seperti yang ditetapkan baginya, kemudian berdoalah Nabi Saleh memohon kepada Allah agar memberinya suatu mukjizat untuk membuktikan kebenaran risalahnya dan sekaligus mematahkan perlawanan dan tentangan kaumnya yang masih berkeras kepala itu. Ia memohon kepada Allah dengan kekuasaan-Nya menciptakan seekor unta betina dikeluarkannya dari perut sebuah batu karang besar yang terdapat di sisi sebuah bukit yang mereka tunjuk. Lalu Allah menyuruh batu itu menjadi unta betina yang besar sesuai dengan permintaan mereka.

Dengan menunjuk kepada binatang yang baru keluar dari perut batu besar itu berkatalah Nabi Saleh kepada mereka: " Inilah dia unta Allah, janganlah kamu ganggu dan biarkanlah dia mencari makanannya sendiri di atas bumi Allah, dia mempunyai giliran untuk mendapatkan air minum dan kamu mempunyai giliran untuk mendapatkan minuman bagimu dan bagi ternakmu juga dan ketahuilah bahwa Allah akan menurunkan azab-Nya apabila kamu mengganggu binatang ini."
Kemudian berkeliaranlah unta di ladang-ladang memakan rumput sesuka hatinya tanpa mendapat gangguan dan ketika giliran minumnya tiba pergilah unta itu ke sebuah perigi yang diberi nama perigi unta dan minumlah sepuas hatinya. Dan pada hari-hari giliran unta Nabi Saleh itu datang minum, tiada seekor binatang lain berani menghampirinya, hal mana menimbulkan rasa tidak senang pada pemilik-pemilik binatang itu yang makin hari makin merasakan bahwa adanya unta Nabi Saleh di tengah-tengah mereka itu merupakan gangguan laksana duri yang melintang di dalam kerongkong.
Dengan berhasilnya Nabi Saleh mendatangkan mukjizat yang mereka tuntut gagallah para pemuka kaum Tsamud dalam usahanya untuk menjatuhkan kehormatan dan menghilangkan pengaruh Nabi Saleh bahkan sebaliknya telah menambah tebal kepercayaan para pengikutnya dan menghilangkan banyak keraguan dari kaumnya. Pemimpin orang yang beriman itu adalah Junda’ bin Amr bin Mihlat bin labid bin Jawas. Ia merupakan salah satu pemimpin mereka dan Junda’ mengajak keponakannya Shihab bin Khalifah memeluk islam, namun dihalang-halangi oleh Dzu’ab bin Amr bin Labid, Al-hibab, Rubab bin Sha’r bin Jalmas.[4]

Setelah hal itu berlangsung lama di tengah –tengah mereka, maka para Pemuka menghasut pemilik-pemilik ternakan yang merasa jengkel dan tidak senang dengan adanya unta Nabi Saleh yang bermaharajalela di ladang dan kebun-kebun mereka serta ditakuti oleh binatang-binatang peliharaannya.
Persekongkolan diadakan oleh orang-orang dari kaum Tsamud untuk mengatur rancangan pembunuhan unta Nabi Saleh dan selagi orang masih dibayangi oleh rasa takut dari azab yang diancam oleh Nabi Saleh apabila untanya diganggu. Yang ditugasi untuk membunuh unta itu adalah salah seorang pemimpin mereka yaitu Qidar bin Salif bin Junda’. Ada yang mengatakan ia adalah anak Haram, hasil perzinahan yang terjadi di tempat tidur Salif anak dari Siban,  di samping adanya dorongan keinginan yang kuat untuk melenyapkan binatang itu dari atas bumi mereka, tiba-tiba muncul seorang janda bangsawan yang kaya raya yang bernama Shadaqah binti Mihya Zuhair bin Mukhtar yang akan menyerah dirinya kepada siapa yang dapat membunuh unta Saleh. Di samping janda itu ada seorang wanita lain yang bernama Unaizah binti Ghanam bin Mujaiz yang juga mempunyai sebutan Ummu Usman, suaminya Dzuab bin Umar, ia yang mempunyai beberapa puteri cantik-cantik menawarkan akan menghadiahkan salah seorang dari puteri-puterinya kepada orang yang berhasil membunuh unta itu.

Dua macam hadiah yang menggiurkan dari kedua wanita itu di samping hasutan para pemuka Tsamud mengundang dua orang lelaki bernama Mushda' bin Muharrij dan Gudar bin Salif berkemas-kemas akan melakukan pembunuhan, mereka berdua berangkat dan meminta bantuan para preman dari kaum Tsamud. Kemudian ada 7 orang dari mereka yang mau memenuhi ajakan keduanya, sehingga jumlah mereka menjadi 9 orang.
Dengan bantuan tujuh orang lelaki, bersembunyilah kumpulan itu di suatu tempat di mana biasanya dilalui oleh unta dalam perjalanannya ke perigi tempat ia minum. Qidar bersembunyi dibawah sebongkah batu  yang menjadi lewatan unta itu. Dan Mashda’ juga bersembunyi di sebongkah batu yang lain. Ketika unta itu berjalan melewati tempat yang berada di bawah penjagaan Mashda’, maka ia langsung melemparkan anak panah ke arah unta tersebut tepat mengenai tulang betisnya.

Kemudian unaizah binti Ghanam keluar dan memerintahkan anak gadisnya yang paling cantik untuk memperlihatkan dirinya kepada Qidar dan kelompoknya. Lalu Qidar menghujam pedang dengan kerasnya ke arah unta tersebut sehingga urat kaki  unta itu putus  dan jatuh tersungkur ke tanah . setelah itu Qidar bersuara kras memperingatkan anak unta itu, kemudian menusuk leher unta itu dan menyembelihya, dan memotong daging unta itu dengan pedang mereka, sedang anak unta itu lari ke gunung yang sangat terjal, lalunaik keatas sebongkah batu di gunung itu sambil melenguh sebanyak 3 kali. Pembunuhan terhadap unta betina itu berlangsung pada hari rabu.
Dengan perasaan megah dan bangga pergilah para pembunuh unta itu ke ibu kota menyampaikan berita matinya unta Nabi Saleh yang mendapat sambutan sorak-sorai dan teriakan gembira dari pihak musyrikin seakan-akan mereka kembali dari medan perang dengan membawa kemenangan yang gilang- gemilang. Berkata mereka kepada Nabi Saleh:" Wahai Saleh! Untamu telah mati dibunuh, cobalah datangkan akan apa yang engkau katakan dulu akan ancamannya bila unta itu diganggu, jika engkau betul-betul termasuk orang-orang yang terlalu benar dalam kata-katanya."

D.     Azab yang diturukan Allah terhadap Kaum Tsamud

Nabi Saleh menjawab:" Aku telah peringatkan kamu, bahwa Allah akan menurunkan azab-Nya atas kamu jika kamu mengganggu unta itu. Maka dengan terbunuhnya unta itu maka tunggulah engkau akan tibanya masa azab yang Allah telah janjikan dan telah aku sampaikan kepada kamu. Kamu telah menentang Allah dan terimalah kelak akibat tentanganmu kepada-Nya. Janji Allah tidak akan meleset. Kamu boleh bersuka-ria dan bersenang-senang selama tiga hari ini kemudian terimalah ganjaranmu yang setimpal pada hari keempat. Demikianlah kehendak Allah dan takdir-Nya yang tidak dapat ditunda atau dihalang."
Ada kemungkinan menurut ahli tafsir bahwa Allah melalui rasul-Nya, Nabi Saleh memberi waktu tiga hari itu untuk memberi kesempatan, kalau-kalau mereka sadar akan dosanya dan bertaubat minta ampun serta beriman kepada Nabi Saleh kepada risalahnya.
Akan tetapi dalam kenyataannya tempoh tiga hari itu bahkan menjadi bahan ejekan kepada Nabi Saleh yang ditentangnya untuk mempercepat datangnya azab itu dan tidak usah ditangguhkan tiga hari lagi.
Nabi Saleh memberitahu kaumnya bahwa azab Allah yang akan menimpa di atas mereka akan didahului dengan tanda-tanda, yaitu pada hari pertama bila mereka terbangun dari tidur, wajah mereka menjadi kuning dan akan berubah menjadi merah pada hari kedua dan hitam pada hari ketiga dan pada hari keempat turunlah azab Allah yang pedih.

Mendengar ancaman azab yang diberitahukan oleh Nabi Saleh kepada kaum kelompok sembilan orang yaitu kelompok pembunuh unta merancang melakukan pembunuhan ke atas diri Nabi Saleh mendahului tibanya azab yang diancamkan itu. Mereka mengadakan pertemuan rahasia dan bersumpah bersama akan melaksanakan rancangan pembunuhan itu di waktu malam, di saat orang masih tidur nyenyak untuk menghindari tuntutan balas darah oleh keluarga Nabi Saleh, jika diketahui identitas mereka sebagai pembunuhnya. Rancangan mereka ini dirahasiakan sehingga tidak diketahui dan didengar oleh siapapun kecuali kesembilan orang itu sendiri.
Ketika mereka datang ke tempat Nabi Saleh bagi melaksanakan rancangan jahatnya di malam yang gelap-gelita dan sunyi-senyap jatuhlah di atas kepala mereka batu-batu besar yang datang dari langit dan yang seketika merebahkan mereka di atas tanah dalam keadaan tidak bernyawa lagi. Demikianlah Allah telah melindungi rasul-Nya dari perbuatan jahat hamba-hamba-Nya yang kafir.

Dan pada pagi hari kamis, hari pertama disaksikannya pemandangan itu, wajah kaum Tsamud itu menguning, dan pada hari jum’at, yaitu hari kedua, wajah mereka menjadi merah, dan pada hari ketiga, yaitu hari sabtu, wajah mereka berubah menjadi hitam. Sebelum mereka memasuki hari ahad, mereka tidak mengetahui azab yang akan menimpa mereka.
Lalu terbitlah matahari pada hari ahad, maka muncullah suara keras dari langit dan gempa yang sangat dahsyat dari bawah mereka, sehingga arwah dan nyaewa semuanya melayang dalam satu waktu.
Satu hari sebelum hari turunnya azab yang telah ditentukan itu, dengan izin Allah berangkatlah Nabi Saleh bersama para mukminin pengikutnya menuju Ramlah, sebuah tempat di Palestina, meninggalkan Hijir dan penghuninya,[5] kaum Tsamud habis binasa, ditimpa halilintar yang dahsyat beriringan dengan gempa bumi yang mengerikan.


E.     Pelajaran yang dapat diambil dari kisah Nabi Shaleh As

·         Bahwa dosa dan perbuatan mungkar yang dilakukan oleh sekelompok kecil warga masyarakat yang negatif dapat membinasakan masyarakat itu seluruhnya.
·         jangan mempersekutukan Allah, sebab hal itu adalah sumber kejahatan dan merupakan dosa yang tidak terampuni.[6]
·         Sikap sabar menerima cemoohan dan sikap pantang menyerah dalam berjuang yang dimiliki Nabi Saleh patut kita jadikan teladan bagi kita dalam membela kebenaran.
·         Kelemahan iman dapat menjadikan kita sombong atas kelebihan yang kita miliki dan menentang perintah Allah. Akibatnya, sikap ini dapat mendatangkan azab.
·         Janji Allah pasti akan terjadi maka kita harus berhati-hati dalam setiap langkah dan perbuatan kita.



BAB III
PENUTUP


A.      Kesimpulan
·         Nama: Shalih bin Ubaid
·         Garis Keturunan: Adam as Syits Anusy Qainan Mahlail Yarid Idris as Mutawasylah Lamak Nuh as Sam Iram (Aram) Amir Tsamud Hadzir Ubaid Masah Asif Ubaid Shalih as
·         Periode sejarah: 2150 - 2080 SM
·         Tempat diutus (lokasi): Daerah al-Hijr (Mada'in Salih, antara Madinah dan Syria)
·         Jumlah keturunannya (anak): -
·         Tempat wafat: Mekah al-Mukarramah
·         Sebutan kaumnya: Kaum Tsamud
·         Mukjizat : unta betina keluar dari batu
·         di Al-Quran namanya disebutkan sebanyak 10 kali
·         azab allah terhadap kaum Tsamud berupa gempa dan halalintar dahsyat yang memusnahkannya.
·         Bersikap acuh tak acuh terhadap maksiat dan kemungkaran yang berlaku di depan mata dapat diartikan sebagai bentuk persetujuan dan penyekutuan terhadap perbuatan mungkar itu.
B.       Saran
Demikanlah hasil makalah ini, saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu, kritik dan saran sangat saya harapkan dari pembaca semuanya.
Akhirnya saya ucapkan terimah kasih. Billahi taufiq wal hidayah, wassalamualaikum. Wr. Wb.



DAFTAR RUJUKAN


Katsir Ibnu. 2008. Kisah Para Nabi. Cetakan 16. Jakarta : Pustaka Azzam.
Murdodiningrat, k.r.m.t.h. 2012. Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul dalam Al-quran. Cetakan 1. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.


Rahmat Baitin M.A. 2014. Tarikh Islam. Cetakan 1. Pekanbaru : Pustaka Mafatih


[1]ibnu katsir, kisah Para Nabi. Cetakan 16 ( jakarta : pustaka Azzam, 2008 ), hlm. 138
[2]ibnu katsir, kisah Para Nabi. Cetakan 16 ( jakarta : pustaka Azzam, 2008 ), hlm. 143
[3]Murdodiningrat, k.r.m.t.h, Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul dalam Al-quran. Cetakan 1 ( Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2012), hlm. 301
[4]Baitin Rahmat, M.a, Tharekh islam. Jilid 1 ( pekanbaru : Pustaka Mafatih, 2014 ), hlm. 7
[5]ibnu katsir, kisah Para Nabi. Cetakan 16 ( jakarta : pustaka Azzam, 2008 ), hlm. 150
[6]Murdodiningrat, k.r.m.t.h, Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul dalam Al-quran. Cetakan 1 ( Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2012), hlm. 310 

Related Post:




0 Response to "Makalah kisah Nabi Shaleh As, kisah nabi shaleh mukjizat nabi saleh nabi saleh keturunan nabi sifat nabi saleh ayah nabi saleh seruan nabi saleh kepada kaumnya terdapat dalam surah kisah nabi luth contoh sikap berani nabi saleh"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel