konsep kepemimpinan dalam pendidikan, ruang lingkup kepemimpinan pendidikan kebermaknaan kepemimpinan pendidikan kepemimpinan pendidikan pdf karakteristik kepemimpinan pendidikan konsep dan unsur unsur kepemimpinan pendidikan evaluasi kepemimpinan pendidikan teori kepemimpinan pendidikan konsep kepemimpinan menurut sisdiknas
Tuesday, July 17, 2018
Add Comment
definisi kepemimpinan, konsep kepemimpinan dalam pendidikan, ciri-ciri kepemimpinan dalam pendidikan, tipe atau gaya kepemimpinan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kepemimpinan merupakan proses yang harus ada dan perlu diadakan dalam kehidupan manusia selaku makhluk social. Manusia tidak dapat hidup bermasyarakat sesuai kodratnya bila mereka melepaskan diri dari ketergantungannya pada orang lain. Hidup bermasyarakat memerlukan pemimpin dan kepemimpinan. Kepemimpinan dapat menentukan arah atau tujuan tersebut dapat dicapai.[1]
Kepemimpinan merupakan bagian penting dari manajemen yaitu merencanakan dan mengorganisasi, tetapi peran utama kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini merupakan bukti bahwa pemimpin boleh jadi manajer yang lemah apabila perencanaannya jelek yang menyebabkan kelompok berjalan ke arah yang salah. Akibatnya walaupun dapat menggerakkan tim kerja, namun mereka tidak berjalan kearah pencapaian tujuan organisasi. Guna menyikapi tantangan globalisasi yang ditandai dengan adanya kompetisi global yang sangat ketat dan tajam.
Kepemimpinan seseorang berperan sebagai penggerak dalam proses kerja sama antarmanusia dalam organisasi termasuk sekolah. Kepemimpinan menjadi suatu organisasi dapat bergerak secara terarah dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi kepemimpinan ?
2. Bagaimana konsep kepemimpinan dalam pendidikan ?
3. Apa saja ciri-ciri kepemimpina dalam pendidikan ?
4. Apa saja tipe atau gaya kepemimpinan ?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan konsep kepemimpinan dalam pendidikan untuk membantu memahami hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaan pendidikan bagi para pembaca. Terutama kepada pembaca yang bergerak di dunia pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Kepemimpinan
“Kepemimpinan” diterjemahkan dari bahasa Inggris “Leadership”. Dalam Ensiklopedia Umum (1993) diartikan sebagai “Hubungan yang erat antara seorang dan kelompok manusia, karena ada kepentingan yang sama”. Hubungan tersebut ditandai oleh tingkah laku yang tertuju dan terbimbing dari pemimpin dan yang dipimpin.Kepemimpinan (leadership) adalah kegiatan manusia dalam kehidupan. Secara etimologi, kepemimpinan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata dasar “pimpin” yang jika mendapat awalan “me” menjadi “memimpin” yang berarti menuntun, menunjukkan jalan dan membimbing. Adapun pemimpin berarti orang yang memimpin atau mengetuai atau mengepalai. Sedangkan kepemimpinan menunjukkan pada perihal dalam memimpin, termasuk kegiatannya.[2]
Berikut beberapa definisi kepemimpinan menurut para ahli :
a. Bass (1990),
Kepemimpinan merupakan suatu interaksi antara anggota suatu kelompok sehingga pemimpin merupakan agen pembaharu, agen perubahan, orang yang prilakunya akan lebih mempengaruhi orang lain daripada prilaku orang lain yang mempengaruhi mereka, dan kepemimpinan itu sendiri timbul ketika satu anggota kelompok mengubah motivasi kepentingan anggota lainnya dalam kelompok.[3]b.Northouse, P. G. (2003: 3),
Kepemimpinan adalah suatu proses di mana individu-individu mempengaruhi kelompok untuk mencapai tujuan umum.[4]
c.Dubrin, A. J. (2001: 3),
kepemimpinan adalah kemampuan untuk menanamkan keyakinan dan memperoleh dukungan dari anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.[5]d. Jacobs and Jacques (1990: 281),
Kepemimpinan adalah sebuah proses memberi arti (pengarahan berarti) terhadap usaha kolektif dan yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai sasaran.[6]
e. Yukl (1981),
Leadership is interpersonal influence excerside in a situation and directed thought the communication process, toward the attainment of a special goal or goals.[7]
f. Rauch and Behling (1984: 46),
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasikan kearah pencapaian tujuan.[8]
g. Kottler (1988: 5),
Kepemimpinan adalah proses menggerakkan seseorang atau sekelompok orang kepada tujuan-tujuan yang umumnya ditempuh dengan cara-cara yang tidak memaksa.[9]
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa akan terjadi kepemimpinan apabila di dalam situasi tertentu seseorang lebih menonjol dapat mempengaruhi prilaku orang lain, baik secara perseorangan atau kelompok sehingga dengan penuh kesadaran orang-orang dapat mengikuti apa yang diinginkan pemimpin dalam mencapai tujuan.[10]
2.2 Konsep Kepemimpinan
Mendefinisikan kepemimpinan merupakan suatu masalah yang kompleks dan sulit, karena sifat dasar kepemimpinan itu sendiri memang sangat kompleks. Akan tetapi, perkembangan ilmu saat ini telah membawa banyak kemajuan sehingga pemahaman tentang kepemimpinan menjadi lebih sistematis dan objektif. Kepemimpinan melibatkan hubungan pengaruh yang mendalam yang terjadi diantara orang-orang yang menginginkan perubahan yang signifikan dan perubahan tersebut mencerminkan tujuan yang dimiliki bersama oleh pemimpin dan pengikutnya (bawahan).
Kepemimpinan merupakan motor atau daya penggerak dari semua sumber-sumber dan alat yang tersedia bagi suatu organisasi. Pendidikan sendiri adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pegendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Tiap-tiap orang yang merasa terpanggil untuk melaksanakan tugas memimpin di dalam lapangan pendidikan dapat disebut pemimpin pendidikan, misalnya orang tua di rumah, guru di sekolah, kepala sekolah di sekolah maupun pengawas pendidikan di kantor pembinaan pendidikan dan di daerah pelayanannya. Kepemimpinan sangatlah dibutuhkan dalam pembinaan pendidikan. Kepemimpinan adalah masalah relasi dan pengaruh antara pemimpin dan yang di pimpin. Kepemimpinan tersebut muncul dan berkembang sebagai hasil dari interaksi otomatis diantara pemimpin dan individu-individu yang dipimpin (ada relasi inter-personal). Kepemimpinan ini bisa berfungsi atas dasar kekuasaan pemimpin untuk mengajak, mempengaruhi dan menggerakkan orang lain guna melakukan sesuatu demi pencapaian satu tujuan tertentu. Dengan demikian, pemimpin tersebut ada apabila terdapat satu kelompok atau satu organisasi.[11]
Kepemimpinan seseorang berperan sebagai penggerak dalam proses kerjasama antar manusia dalam organisasi termasuk sekolah. Kepemimpinan menjadikan suatu organisasi dapat bergerak secara terarah dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan.[12]
Hal-hal yang perlu dicatat mengenai komponen kepemimpinan pendidikan adalah:[13]
1. Proses rangkaian tindakan dalam system pendidikan
2. Mempengaruhi dan memberi teladan
3. Memberi perintah dengan cara persuasi dan manusiawi tetapi tetap menjunjung tinggi disiplin dan aturan yang dipedomani
4. Pengikut mematuhi perintah sesuai kewenangan dan tanggung jawab masing-masing
5. Menggunakan authority dan power dalam batas yang dibenarkan
6. Menggerakkan atau mengerahkan semua personel dalam institusi guna menyelesaikan tugas sehingga tercapai tujuan.
Untuk memenuhi criteria kepemimpinan tersebut diperlukan:[14]
1. Kepemimpinan yang visioner agar penyelenggaraan pendidikan mampu merespon kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai upaya membangun sumberdaya manusia yang berkualitas dan kompetitif
2.Kepemimpinan yang efektif dalam penentuan kebijakan agar proses pembelajaran yang diselenggarakan pada satuan pendidikan dapat memberi jaminan proses pelayanan belajar yang berkualitas dan kompetitif
3. Ketepatan pemimpin dalam mengambil keputusan
4.Pendelegasian agar pembagian tugas dalam mensiasati pencapaian target dapat lebih lincah dan terukur
5. Sikap demokratik yang dikembangkan pemimpin agar terjaga kebersamaan.
2.3 Ciri-ciri Kepemimpinan Pendidikan
Riset mengenai kepemimpinan menurut Collons (1999: 38) tidak mengungkapkan satu sifat tunggal yang dimiliki semua pemimpin yang berhasil, tetapi sejumlah ciri yang umum dimiliki oleh banyak diantara mereka. Sharplin (1985: 149-150) menyebutkan kepemimpinan yang baik dicirikan oleh sifat-sifat, antara lain:[15]
1. Manusiawi
2. Memandang jauh ke depan (visioner)
3. Inspiratif (kaya akan gagasan)
4. Percaya diri.
Beberapa tahun sebelumnya Edmonds (1979) menyimpulkan hasil penelitiannya, bahwa tidak akan pernah ditemui lembaga pendidikan yang dipimpin oleh “pemimpin yang mutunya rendah”. Dengan kata lain, lembaga pendidikan yang baik akan selalu memiliki pemimpin yang baik pula yaitu pemimpin yang visioner. Selanjutnya, Ornstein dan Levine (1989) menekankan perlunya focus manajemen didasarkan pada lembaga yang bersangkutan, consensus yang kuat terhadap tujuan yang jelas dan dapat diharapkan, penggunaan waktu yang efektif, dukungan pemerintah daerah, hubungan perencanaan, sikap kolegialitas, dan komitmen yang tinggi.
2.4 Gaya-gaya Kepemimpinan
Dalam kepemimpinan ada tiga unsur yang saling berkaitan, yaitu unsur manusia, unsur sarana, dan unsur tujuan. Untuk dapat memperlakukan tiga unsur tersebut secara seimbang, seorang pemimpin harus memiliki pengetahuan atau kecakapan dan keterampilan yang diperlukan dalam melaksanakan kepemimpinannya. Pengetahuan dan keterampilan ini dapat diperoleh dari pengalaman belajar secara teori ataupun dari pengalamannya di dalam praktek selama menjadi pemimpin. Namun, secara tidak disadari seorang pemimpin dalam memperlakukan tiga unsur tersebut dalam rangka menjalankan kepemimpinannya menurut caranya sendiri. Dan cara-cara yang digunakannya merupakan pencerminan dari sifat-sifat dasar kepribadian seorang pemimpin walaupun pengertian ini tidak mutlak. Cara atau teknik seseorang dalam menjalankan suatu kepemimpinan disebut tipe atau gaya kepemimpinan.[16]
Adapun gaya-gaya kepemimpinan yang pokok, atau dapat juga disebut ekstrem, ada tiga yaitu:
a.Kepemimpinan yang otokratis
Dalam kepemimpinan yang otokratis, pemimpin bertindak sebagai dictator terhadap anggota-anggota kelompoknya. Baginya, memimpin adalah menggerakkan dan memaksa kelompok. Kekuasaan pemimpin yang otokratis hanya dibatasi oleh undang-undang penafsirannya sebagai pemimpin tidak lain adalah menunjukkan dan member perintah. Kewajiban bawahan atau anggota-anggotanya hanyalah mengikuti dan menjalankan, tidak boleh membantah ataupun mengajukan saran.[17]b. Kepemimpinan yang laissez faire
Gaya kepemimpinan ini tidak menunjukkan kemampuan memimpin karena ia membiarkan organisasi dan anggota melaksanakan kegiatannya masing-masing tanpa dalam satu arah kebijakan yang jelas dari pemimpin. Ia tidak menunjukkan kualifikasi sebagai pemimpin karena tidak memberikan sumbangsih apa-apa pada kinerja organisasi. Ia seorang yang acuh tak acuh tidak mau tahu masalah dan tantangan organisasi. Mungkin saja ia berbuat demikian karena ia banyak tugas lain diluar sehingga tidak cukup waktu untuk membimbing dan membangun organisasi atau bahkan mungkin karena ia tidak memiliki keahlian dalam bidang kerja organisasi yang dipimpinnya sehingga segala sesuatunya menyerahkan sepenuhnya kepada anggota.
c. Kepemimpinan yang demokratis
Gaya kepemimpinan yang menekankan pada hubungan interpersonal yang baik. Ia mengharapkan para anggota organisasi berkembang sesuai potensi. Untuk itu pemimpin berupaya membimbing, mengarahkan dengan mempartisipasikan dalam kegiatan dan mengakui karya mereka secara proporsional.
BAB III PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kepemimpinan (leadership) adalah kegiatan manusia dalam kehidupan. Secara etimologi, kepemimpinan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata dasar “pimpin” yang jika mendapat awalan “me” menjadi “memimpin” yang berarti menuntun, menunjukkan jalan dan membimbing. Adapun pemimpin berarti orang yang memimpin atau mengetuai atau mengepalai. Sedangkan kepemimpinan menunjukkan pada perihal dalam memimpin, termasuk kegiatannya.
Sharplin (1985: 149-150) menyebutkan kepemimpinan yang baik dicirikan oleh beberapa sifat, antara lain:
1. Manusiawi
2. Memandang jauh ke depan (visioner0
3. Inspiratif (kaya akan gagasan)
4. Percaya diri.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
H. Engkoswara dan Hj. Aan Komariah. 2012. Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Kartini Kartono. 1998. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
M. Ngalim Purwanto. 2014. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Syiful Sagala. 2012. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta.
Uhar Suharsaputra. 2010. Administrasi Pendidikan. Bandung: Refika Aditam.
Wahyu Wijaswanto.1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
[1] Uhar Suharsaputra,Administrasi Pendidikan,Bandung:Refika Aditam,2010,hal.114
[2] Wahyu Wijaswanto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), hal. 769.
[3] H. Engkoswara dan Hj. Aan Komariah, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012), hal. 177.
[4] Ibid.
[5] Ibid.
[6] Ibid.
[7] Ibid.
[8] Ibid.
[9] Ibid.
[10] Ibid, hal. 177-178.
[11] Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1998), hal. 5
[12] Uhar Suharsaputra, Op.Cit, hal. 115
[13] Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: Alfabeta, 2012), hal. 148
[14] Ibid
[15] Ibid, Hal. 149
[16] M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2014), hal.48.
[17] Ibid.
0 Response to "konsep kepemimpinan dalam pendidikan, ruang lingkup kepemimpinan pendidikan kebermaknaan kepemimpinan pendidikan kepemimpinan pendidikan pdf karakteristik kepemimpinan pendidikan konsep dan unsur unsur kepemimpinan pendidikan evaluasi kepemimpinan pendidikan teori kepemimpinan pendidikan konsep kepemimpinan menurut sisdiknas"
Post a Comment