بسم الله الرحمن الرحيم، الحمد لله رب العالمين، اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد ، لا إله إلا أنت سبحانك إني كنت من الظالمين

Asbabun Nuzul, asbabun nuzul pdf makalah asbabun nuzul pertanyaan tentang asbabun nuzul macam macam asbabun nuzul sumber asbabun nuzul pengertian asbabun nuzul pdf fungsi asbabun nuzul kegunaan asbabun nuzul

 Pengertian Asbabun Nuzul, Manfaat Mengetahui Asbab An-Nuzul Menurut Para Ulama, Sumber dan Cara Mengetahui Asbabun Nuzul, Urgensi Asbabun Nuzul dan Kegunaannya

BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Al-Qur’an diturunkan untuk membimbing manusia kepada tujuan yang terang dan jalan yang lurus, menegakkan suatu kehidupan yang didasarkan kepada keimanan kepada Allah dan risalahNya. Juga mengajar mereka dalam menyikapi sejarah masa lalu, kejadian-kejadian, dan tentang berita-berita masa depan.

Al-Qur’an tidak diturunkan langsung secara keseluruhan, tetapi berangsur-angsur. Diantara hikmah diturunkannya secara bertahap ini adalah agar menusia tidak sulit dalam memahami isi dan kandungannya.

Sejarahnya, ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW ada yang didahului dengan sebab dan ada yang tanpa sebab. ayat yang turun dikarenakan suatu sebab, sebab tersebut ada yang secara jelas dinyatakan di dalam ayat dan ada pula yang tidak dinyatakan. Ayat  yang tidak membuat sebab turunnya dapat dipelajari melalui hadits-hadits nabi.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian Asbabun Nuzul ?
2.      Apa saja manfaaat mempelajari Asbabun Nuzul ?
3.      Bagaimana metode penelitian dan pentarjihan Asbabun Nuzul ?
4.      Bagaimana cara mengetahui Asbabun Nuzul ?

C.     Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar kita semua bisa mengetahui Asbabun Nuzul ayat-ayat yang terdapat di dalam Al-Qur’an.


BAB II PEMBAHASAN

A.    Pengertian Asbabun Nuzul

Berikut beberapa definisi menurut para ulama mengenai asbabun nuzul:

Manna al-Qaththan: asbabun nuzul ialah sesuatu yang karenanya Al-Qur’an  diturunkan, sebagai penjelas terhadap apa yang terjadi, baik berupa peristiwa maupun  pertanyaan.[1]

M. Hasbi ash shiddieqy: Asbabun nuzul sebagai kejadian yang karenanya diturunkan Al-Qur’an untuk menerangkan hukumnya dihari timbul kejadian-kejadian itu dan suasana yang didalamnya Al-Qur’an diturunkan serta membicarakan sebab yang tersebut itu, baik yang diturunkan langsung sesudah terjadi sebab itu ataupun kemudian lantaran sesuatu hikmah.[2]


Dr. Subhi al-Shalih:


  ما نزّلت الآية أو الآيات بسببه متضمّنة له أو مجيبة عنه أو مبيّنة لحكمه زمن وقوعه[3]

(Asbabun nuzul ialah: Sesuatu, yang oleh karenanya turun satu ayat atau beberapa ayat mengandung peristiwa itu atau menjawab pertanyaan darinya atau pun menjelaskan hukum yan terjadi pada zamannya.)[4]


Dr. M. Quraisy Syihab memperjelas asbab nuzul tersebut dengan cara memilah peristiwanya. Dan menyatakan, bahwa yang dimaksud dengan asbab nuzul ialah:[5]


1. Peristiwa-peristiwa yang menyebabkan turunnya ayat, dimana ayat tersebut menjelaskan pandangan al-Qur’an tentang peristiwa tadi atau mengomentarinya.

2.Peristiwa-peristiwa yang terjadi sesudah turunnya suatu ayat, dimana peristiwa tersebut dicakup pengertiannya atau dijelaskan hukumnya oleh ayat tadi.

Jadi secara istilah asbabun nuzul yaitu suatu kejadian yang terjadi di zaman Nabi SAW, atau sesuatu pertanyaan yang dihadapkan kepada Nabi SAW dan turunlah suatu atau beberapa ayat dari Allah SWT yang berhubungan degan kejadian itu, atau dengan penjawaban pertanyaan itu, baik peristiwa itu merupakan pertengkaran ataupun merupakan kesalahan yang dilakukan maupun merupakan suatu peristiwa atau suatu keinginan yang baik.[6]

Menurut al-Zarkasyi sebab turunnya suatu ayat itu berkisar pada dua hal:[7]


1.      Adanya pertanyaan yang ditujukan kepada nabi Muhammad, seperti yang terjadi pada Khaulah bin Tsa’labah dikarenakan dia terkena zihar oleh suaminya, Aus bin Shamit. Lalu dia mendatangi rasulullah mengadukan hal tersebut ia berkata: “Wahai rasullullah suamiku telah menghabiskan masa mudaku dan aku sudah beberapa kali mengandung anaknya, setelah aku menjadi tua dia menjatuhkan zihar kepadaku! Ya allah aku mengadu kepada-Mu”. Aisyah berkata: “Tiba-tiba jibril turun membawa ayat-ayat ini, “sesungguhnya allah telah mendengar perkataan perempuan yang mengadu kepadamu tentang suaminya,”yakni Aus bin Shamit.[8]

2.      Adanya peristiwa tertentu yang bukan dalam bentuk pertanyaan. Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas. “ketika turun ayat, “dan peringatkanlah kerabat-kerabatmu yang terdekat, Nabi turun dan naik ke bukit Safa lalu berseru, “Wahai kaumku!” Maka mereka berkumpul di dekat nabi. Beliau berkata lagi “Bagaimana pendapatmu bila aku beritahukan kepadamu bahwa dibalik gunung ini ada sepasukan berkuda yang hendak menyerang kalian, percayakah kalian apa yang aku katakana?” Mereka mejawab “Kami belum pernah melihat engkau berdusta.” Nabi melanjutkan, “Aku memperingatkan kamu sekalian tentang siksa yang pedih.” Ketika itu Abu Lahab berkata: “Celakalah engkau, apakah engkau mengumpulkan kami hanya untuk urusan ini? Lalu ia berdiri. Maka, turunlah surat ini “Celakalah kedua tangan Abu Lahab.”[9]

Adapun tentang jarak waktu antara peristiwa yang mendahului ayat yang turun, ulama tidak sepakat:[10]
1.      Sebagian ulama menyatakan bahwa antara peristiwa dengan ayat yang turun, dapat saja berjarak waktu cukup lama. Pendapat ini antara lain dianut oleh al-Wahidi. Ia mengemukakan contoh surat al-Fil. Menurut sejarah yang disepakati jumhur ulama, penyerangan pasukan gajah itu terjadi disaat Nabi lahir. Itu berarti jarak antara peristiwa yang terjadi dengan turunnya ayat, sekitar 40 tahun.

2.      Sebahagian ulama menyatakan bahwa jarak waktu antara peristiwa dengan ayat yang turun tidak boleh terlalu lama. Golongan ini mengkritik golongan al-Wahidi itu dengan menyatakan bahwa kedudukan peristiwa penyerangan tentara gajah sama dengan kisah kaum ‘Ad, Tsamud, pembangunan ka’bah, dan lain-lain. Kisah-kisah itu bukanlah sebab turunnya suatu ayat karena jarak waktunya dengan ayat yang turun lama sekali.



B.     Manfaat Mengetahui Asbab An-Nuzul Menurut Para Ulama

Pengetahuan mengenai asbab an-nuzul mempunyai banyak faedah. Namun ulama berbeda pendapat tentang pentingnya mengetahui asbab nuzul. Sebagian ulama menyatakan, “bahwa pengetahuan tersebut  tidak penting karena hal itu termasuk pengetahuan sejarah Al-Qur’an.” Dan sebahagian yang lain menyatakan, “bahwa pengetahuan tersebut sangat perlu. Berikut pendapat beberapa ulama mengenai asbabun nuzul:[11]

1.      Al-Wahidi berkata, “Tidak mungkin dapat diketahui tafsir ayat Al-Qur’an tanpa terlebih dahulu diketahui kisahnya dan keterangan sebab turunnya ayat yang bersangkutan.
2.      Ibn Daqiq al-‘Id berkata, “Keterangan sebab turunnya ayat merupakan jalan/cara yang tepat untuk dapat memahami makna-makna Al-Qur’an, khususnya ayat-ayat yang mempunyai sebab turun.
3.      Ibn Taymiyah bekata, “Pengetahuan sebab turunnya ayat membantu memahami ayat Al-Qur’an. Karena pengetahuan tentang sebab akan mewariskan tentang akibat dari turunnya ayat.
4.      menurut al-Syathibi, pengetahuan asbab nuzul merupakan kemestian bagi orang-orang yang ingin mengetahui kandungan Al-Qur’an.”



Berikut manfaat pentingnya mengetahui asbab nuzul menurut ulama-ulama tersebut:[12]
1.      Mengetahui hikmah pemberlakuan suatu hukum, dan perhatian syari’at terhadap kemaslahatan umum dalam menghadapi segala peristiwa sebagai rahmat bagi umat.
2.      Memberi batasan hukum yang diturunkan dengan sebab yang terjadi,  jika hukum itu dinyatakan dalam bentuk umum.
3.      Mengetahui sebab turunnya ayat adalah cara terbaik untuk memahami Al-Qur’an dan menyingkap kesamaran ang tersembunyi dalam ayat-ayat yang tidak dapat ditafsirkan tanpa pengetahuan sebab turunnya.
4.      Sebab turunnya ayat dapat menerangkan tentang kepada siapa ayat itu diturunkan sehingga ayat tersebut tidak diterapkan kepada oranglain. Karena dorongan permusuhan dan perselisihan.
5.      Membantu memudahkan penghafalan ayat dan pengungkapan makna yang terkandung didalam ayat.



C.    Sumber dan Cara Mengetahui Asbabun Nuzul

Pedoman dasar para ulama dalam mengetahui asbabun nuzul ialah riwayat shahih yang berasal dari Rasulullah atau dari sahabat. Itu disebabkan pemberitahuan seorang sahabat mengenai hal seperti ini, bila jelas, maka nal itu bukan sekadar pendapat (ra’yu), malainkan ia mempunyai hukum marfu’ yaitu disandarkan kepada Rasulullah. Al-Wahidi mengatakan:”Tidak halal berpendapat mengenai asbabun nuzul Kitab kecuali dengan berdasarkan pada riwayat atau mendengar langsung dari orang-orang yang menyaksikan turunnya, mengetahui sebab-sebabnya dan membahas tentang pengertiannya serta bersungguh-sungguh dalam mencarinya.”[13]

Dalam periwayatan asbab an-nuzul dapat dikenali melalui empat cara yaitu:[14]
1.      Asbab an-nuzul disebutkan dengan redaksi yang sharih (jelas) atau jelas ungkapannya berupa (sebab turun ayat ini adalah demikian), ungkapan seperti ini menunjukkan bahwa sudah jelas dan tidak ada kemungkinan mengandung makna lain.

2.      Asbab an-nuzul dipahami secara pasti dari konteksnya. Turunnya ayat tersebut setelah adanya pertanyaan yang diajukan kepada Nabi Muhammad SAW. Kemudian ia diberi wahyu oleh Allah untuk menjawab pertanyaan tersebut dengan ayat yang baru diturunkan tersebut.
3.      Asbab an-nuzul yang tidak disebut dengan lafaz sebab, tetapi hanya dengan mendatangkan lafaz fa ta’qibiyah bermakna maka atau kemudian dalam rangkaian suatu riwayat, termasuk riwayat tentang turunnya suatu ayat setelah terjadi peristiwa. Seperti berkaitan dengan pertanyaan orang Yahudi pada masalah mendatangi isteri-isteri dari dhuburnya.  Maka turun surat Al-Baqarah ayat 223, artinya: “Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki, dan kerjakanlah amal yang baik untuk dirimu, dan bertaqwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya, dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman.”
4.      Asbab an-nuzul tidak disebutkan ungkapan sebab secara tegas. Jika ada dua riwayat yang menyebutkan sebab nuzul yang berlainan, maka yang mu’tamad ialah riwayat yang sanadnya lebih shahih dari yang lain. Jika kedua sanadnya sederajat, maka dikuatkan riwayat yang peristiwanya menyaksikan kasus dan kisah. Jika tidak mungkin dilakukan tarjih (dipilih yang lebih kuat), maka dikategorikan ke dalam ayat yang memiliki beberapa sebab nuzul dengan terulangnya kasus dan peristiwa.

D.    Urgensi Asbabun Nuzul dan Kegunaannya

Seperti yang dikatakan oleh ulama salaf bahwa di antara kegunaan mempelajari Asbabun Nuzul adalah bisa untuk mengetahui aspek hikmah yang mendorong munculnya hukum di tasyri’kan (diundangkan), mentakhsis hukum bagi mereka yang mempunyai pendapat bahwa yang menjadi pertimbangan adalah “sebab khusus”, terkadang ada kata yang umum dan ada dalil yang berfungsi mentakhsisnya.

Pentingnya ilmu Asbabun Nuzul dalam Al-Qur’an seperti yang dijelaskan oleh Abu Mujahid, adalah guna mempertegas dan mempermudah dalam memahami aya-ayatnya. Ilmu Asbabun Nuzul mempunyai pengaruh yang penting dalam memahami ayat, karenanya kebanyakan ulama begitu memperhatikan ilmu tentang Asbabun Nuzul bahkan ada yang menyusunnya secara khusus

Asbab nuzul suatu ilmu yang sangat penting dikuasai oleh seseorang dalam menafsirkan Al-Qur’an. Tanpa bantuan ilmu ini seseorang bisa salah dalam menafsirkannya. Karena ayat Al-Qur’an kadang-kadang menjelaskan hukum secara umum sedangkan yang dimaksud adalah khusus yang menyangkut dengan peristiwa itu saja. Berikut contoh pentingnya Ilmu asbab nuzul dalam menafsirkan Al-Qur’an:[15]

1.      Surat al-Maidah ayat 93:
(Tidak ada dosa bagi orang-orang yang beriman dan beramal solih mengenai apa yang mereka makan selama mereka bertakwa.)

Jika ayat ini ditafsirkan tanpa memperhatikan asbabun nuzunya, maka mungkin saja orang akan berkata: “orang boleh memakan apa saja asal dia teteap dalam keberimanan dan beramal soleh, seperti yang pernah dipahami oleh Utsman bin Ma’zun dan Umar bi Ma’adi Karb. Berdasarkan ayat itu, keduanya menatakan khamar itu mubah. Hal ini jelas bertentangan dengan surat al-Maidah ayat 3

2.      Marwan bin Hakam merasa sulit memahami surat al-Imron ayat 188 yaitu:

(Janganlah sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang bergembira dengan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka suka supaya dipuji terhadap perbuatan yang belum mereka kerjakan. Jaganlah kamu menyangka bahwa mereka terlepas dari siksa, dan bagi mereka siksa yang pedih.)

Dalam memahami ayat ini, Marwan berkata: “Siapa saja yang bergembira dengan apa yang telah ia kerjakan dan suka dipuji dengan apa yang belum ia perbuat, maka kami akan benar-benar menyiksanya.” Kemudian Ibnu Abbas menjelaskan kepadanya asbabun nuzul ayat ini “Ayat ini turun kepada Ahlul kitab ketika nabi bertanya kepada mereka mengenai sesuatu. Mereka menyembunyikannya dan menyampaikan kepada Nabi hal yang lain. Mereka seolah-olah telah menyampaikan hal yang sebenarnya,sesuai dengan pertanyaan Nabi. Dengan demikian mereka itu ingin dipuji.


Related Post:




0 Response to "Asbabun Nuzul, asbabun nuzul pdf makalah asbabun nuzul pertanyaan tentang asbabun nuzul macam macam asbabun nuzul sumber asbabun nuzul pengertian asbabun nuzul pdf fungsi asbabun nuzul kegunaan asbabun nuzul"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel