بسم الله الرحمن الرحيم، الحمد لله رب العالمين، اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد ، لا إله إلا أنت سبحانك إني كنت من الظالمين

Pengertian, Fungsi dan Peranan, Prinsip-prinsip Dasar, Model-model Kepemimpinan Kepala Madrasah, gaya kepemimpinan kepala madrasah kepemimpinan islami kepala madrasah dan sekolah contoh makalah kepemimpinan kepala madrasah problematika kepemimpinan kepala madrasah jurnal kepemimpinan kepala madrasah makalah peran kepala madrasah kepemimpinan madrasah yang efektif fungsi kepala madrasah

Pengertian, Fungsi dan Peranan, Prinsip-prinsip Dasar, Model-model Kepemimpinan Kepala Madrasah

BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan salah satu kewajiban yang harus ditempuh oleh setiap individu, dan tidak bisa ditawar lagi, karena pada dasarnya pendidikan adalah merupakan proses sosial yang bertujuan untuk mengembangkan potensi manusia guna menghadapi tuntutan zaman yang selalu berkembang dan berubah bukankah Rasulullah SAW pernah bersabda, “Didiklah anakmu karena ia akan hidup di zaman yang berbeda dengan zaman mu, demikian pesan khalifah kedua umat islam, umar bin khattab, Oleh karena itu untuk menghadapi tantangan zaman yang semakin maju serta untuk memenuhi kebutuhan pengembangan ilmu pengetahuan diperlukan pendidikan yang selalu ditingkatkan kualitasnya. Dan usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan itu merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari tujuan pembangunan bangsa Indonesia secara keseluruhan.
Madrasah sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam yang bertujuan agar peserta didik dapat menumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusiaan. Potensi kemanusiaan merupakan benih untuk kehidupan masa yang akan datang, yang harus lebih maju dari kehidupan sekarang, baik dalam bidang ilmu pengetahuan yang bersifat keagamaan, umum atau teknologi.
B.    RUMUSAN MASALAH
1.    Apa Pengertian Kepemimpinan ?
2.    Apa Fungsi dan Peranan Kepemimpinan ?
3.    Bagaimana prinsip-prinsip dasar kepemimpinan ?
4.    Bagaimana Model-model Kepemimpinan ?
5.    Bagaimana Langkah-langkah Meningkatkan Kepemimpinan Kepala Madrasah ?

C.    TUJUAN
1.    Untuk mengetahui apa pengertian kepemimpinan
2.    Untuk mengetahui fungsi dan peranan kepemimpinan
3.    Untuk mengetahui prinsip dasar kepemimpinan
4.    Untuk mengetahui model kepemimpinan
5.    Untuk mengetahui langkah-langkah kepemimpinan kepala madrasah
BAB II
PEMBAHASAN

A.     Definisi  Kepemimpinan    

Kepemimpinan mempunyai arti yang berbeda-beda tergantung pada sudut pandang para peneliti yang bersangkutan. kata kepemimpinan diambil dari kata-kata yang umum dipakai dan merupakan gabungan dari kata ilmiah yang tidak didefinisikan kembali secara tepat. Maka kata ini memiliki konotasi yang tidak ada hubungannya dengan kepemimpinan sehingga mempunyai arti yang mendua. Disamping itu juga ada hal-hal yang membingungkan karena adanya penggunaan istilah lain seperti kekuasaan, wewenang, manajemen, administrasi, pengendalian, dan supervisi yang juga menjelaskan hal yang sama dengan kepemimpinan. Gary Yukl mengutip hasil observasi yang dilakukan oleh Bennis (yang masih dianggap benar hingga sekarang) mengatakan bahwa: Sepertinya, konsep kepemimpinan selalu kabur atau kembali menjadi tidak
jelas karena artinya yang kompleks dan mendua. Jadi kita harus berjanji untuk menemukan dan menghentikan perkembangan istilah kepemimpinan tetapi tetap saja konsep ini tidak ada yang tuntas mendefinisikannya. Ngalim Purwanto mendefinisikan kepemimpinan sebagai sekumpulan dari serangkaian kemampuan-kemampuan dan kepribadian, termasuk di dalamnya kewibawaan untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka menyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat serta tidak merasa dipakasa.
Wahjosumidjo mengutip pendapat Koontz, O’Donnel dan Weilhrich. Di dalam bukunya yang berjudul Management mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan kepemimpinan secara umum adalah pengaruh seni atau proses mempengaruhi orang lain, sehingga mereka dengan penuh kemauan berusaha kearah tercapainya tujuan organisasi. Sedangkan menurut D.E. Mc. Farland sebagaimana dikutip oleh Sudarwan Danim mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah suatu proses di mana pimpinan dilukiskan akan memberi perintah atau pengaruh, bimbingan atau proses mempengaruhi pekerjaan orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. pemimpinan kepala madrasah dianggap berhasil apabila kepala madrasah itu benar-benar dapat mencerminkan nilai-nilai kepribadian kepala madrasah yang diharapkan, dalam melaksanakan tugasnya tidak bertentangan dengan ketentuan yang berlaku, serta hasil yang dicapai mencerminkan tercapainya keseimbangan antara tujuan madrasah, tujuan sumber daya manusia yang ada dalam madrasah, serta keinginan atau harapan masyarakat. Akhirnya kepemimpinan kepala madrasah dapat juga artikan sebagai model atau macam-macam kepemimpinan kepala madrasah yang sesuai dengan situasi dalam rangka mempengaruhi, mengarahkan, membimbing kepada bawahan dengan cara memperkuat keyakinan, dukungan, dorongan dan kerjasama dalam rangka mencapai sasaran dan tujuan lembaga pendidikan.Tentu saja kepala madrasah bukan satu-satunya determinan bagi efektif tidaknya suatu madrasah  karena masih banyak faktor lain yang perlu diperhitungkan. Ada guru yang dipandang sebagai faktor kunci yang berhadapan langsung dengan para peserta didik dan masih ada lagi sejumlah masukan instrumental dan masukan lingkungan yang mempengaruhi proses pembelajaran. Namun, kepala madrasah memainkan peran yang termasuk sangat menentukan.

B.    fungsi dan Peranan kepemimpinan

secara operasional fungsi kepemimpinan dapat dibedakan dalam lima fungsi pokok, yaitu:

a.    .Fungsi Instruksi

Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana, dan di mana perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif. Kepemimpinan yang efektif memerlukan kemampuan untuk menggerakan dan memotivasi orang lain agar mau melaksanakan perintah.

b.    Fungsi Konsultasi

Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah Pada tahap pertama dalam usaha menetapkan keputusan, pemimpin kerapkali memerlukan bahan pertimbangan yang mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya yang dinilai mempunyai berbagai bahan informasi yang diperlukan dalam menetapkan keputusan. Tahap berikutnya konsultasi dari pimpinan pada orang-orang yang dipimpin dapat dilakukan setelah keputusan di tetapkan dan sedang dalam pelaksanaan. Konsultasi itu dimaksudkan untuk memperoleh masukan berupa umpan balik (feed back) untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan.

c.    Fungsi Partisipasi

Dalam menjalankan fungsi ini, pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya. Partisipasi tidak berarti bebas melakukan semuanya, tetapi dilakukan secara terkendali dan terarah berupa kerja sama dengan tidak mencampuri atau mengambil tugas pokok orang lain. Keikutsertaan pemimpin harus tetap dalam fungsi sebagai pemimpin dan bukan pelaksana.

d.    Fungsi Delegasi

Fungsi Delegasi dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang membuat atau menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pimpinan. Fungsi delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan. Orang-orang penerima delegasi itu harus diyakini merupakan pembantu pemimpin yang memiliki kesamaan prinsip, persepsi, dan aspirasi.

e.    Fungsi Pengendalian

Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses (efektif) mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama maksimal. Fungsi pengendalian dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan. Seluruh fungsi kepemimpinan tersebut diselenggarakan dalam aktivitas kepemimpinan secara integral, yaitu pemimpin berkewajiban menjabarkan program kerja, mampu memberikan petunjuk yang jelas, berusaha mengembangkan kebebasan berfikir dan mengeluarkan pendapat, mengembangkan kerja sama yang harmonis, mampu memecahkan masalah dan mengambil keputusan masalah sesuai batas tanggung jawab masing-masing, menumbuhkembangkan kemampuan memikul tanggung jawab, dan pemimpin harus mendayagunakan pengawasan sebagai alat pengendali.
    Peranan utama kepala madrasah dalam mengembangkan budaya mutu mengelola instansi pendidikan yang efektif, diantaranya: memiliki visi yang jelas mengenai mutu terpadu bagi organisasinya memiliki komitmen yang jelas terhadap perbaikan mutu, memimpin  mengembangkan staf, dan mengarahkan inovasi dalam organisasi Untuk dapat mengimplementasikan sistem belajar mengajar secara efektif dan efisien kepala madrasah perlu memiliki pengetahuan kepemimpinan, perencanaan, dan pandangan yang luas tentang sekolah dan pendidikan. Wibawa  kepala madrasah harus ditumbuh  kembangkan dengan meningkatkan sikap kepedulian, semangat belajar, disiplin kerja keteladanan. Lebih lanjut dikatakan bahwa kepala madrasah dituntut untuk melakukan fungsinya sebagai manajer sekolah dalam meningkatkan proses pembelajaran dengan melakukan survey kelas, pembinaan, dan memberikan saran-saran positif kepada guru. Di samping itu kepala madrasah juga harus melakukan tukar pikiran, sumbang saran dan studi banding antar madrasah untuk menyerap kiat-kiat kepemimpinan dari kepala madrasah yang lain.

Seorang ahli ilmu jiwa berpendapat bahwa peranan seorang pemimpin yang baik dapat disimpulkan menjadi 10 macam :

a.    Sebagai pelaksana (Executive), 

yaitu yang ikut berkiprah dalam mencapai tujuan dalam kelompok, dan juga bertanggung jawab atas pelaksanaan hal-hal yang telah di gariskan dalam kelompok yang di pimpinnya.

b.    Sebagai perencana (Planner), 

yaitu pemimpin yang bertugas membuat rencana kegiatan dari yang di pimpinnya. Apa yang mestinya dikerjakan oleh kelompok perlu direncanakan, digariskan oleh pemimpin.

c.    Sebagai seorang ahli (Expert),

 yaitu pemimpin disamping sebagai pembuat kebijakan, maka seorang pemimpin juga digunakan sebagai sumber informasi dari anggota kelompok yang dipimpinnya. Karena itu diharapkan seorang pemimpin adalah seorang ahli dalam bidang yang dipimpinnya.

d.    Mewakili kelompok dalam tindakannya ke luar (Eksternal group representative), yaitu pemimpin mewakili kelompoknya ke dunia luar kelompoknya. Pemimpin sebagai cerminan sifat-sifat ataupun kepribadian kelompok yang dipimpin.

e.    Mengawasi hubungan antara anggota-anggota kelompok (Controller of internal relationship), karena itu seorang pemimpin harus peka terhadap keadaan atau situasi dalam kelompoknya.

f.    Bertindak sebagai pemberi penghargaan dan hukuman (Purveyor of rewards and punishments)

g.    Merupakan bagian dari kelompok atau panutan ( as Exemplar), yaitu pemimpin harus mampu menjadi panutan, menjadi teladan yang baik dalam ucapan maupun prilaku dari yang dipimpinnya. Hal tersebut menyangkut kewajiban pemimpin.

h.    Merupakan lambang dari pada kelompok (Symbol of the group), yaitu bahwa pemimpin merupakan lambing dari yang dipimpinnya.

i.    Pemegang tanggung jawab pada anggota kelompoknya (Surrogate for individual responsibility), yaitu di sadari atau tidak seorang pemimpin turut memikul tanggung jawab segala tindakan yang dipimpinnya.

j.    Bertindak sebagai seorang ayah (Father figure), yaitu seorang pemimpin juga sebagai seorang “bapak” atau “sesepuh” dari para anggota kelompok, sebagai tempat identifikasi, tempat pencurahan isi hati dari para anggota yang dipimpinnya.

Berdasarkan dari peranan pemimpin tersebut, jelaslah bahwa dalam suatu kepemimpinan harus memiliki peranan-peranan yang dimaksud, di samping itu juga bahwa pemimpin memiliki tugas yang di embannya, sebagaimana menurut M. Ngalim Purwanto sebagai berikut :
a.    Menyelami kebutuhan-kebutuhan kelompok dan keinginan kelompoknya.
b.    Dari keinginan itu dapat dipetiknya kehendak-kehendak yang realistis dan yang benar-benar dapat dicapai.
c.    Meyakinkan kelompoknya mengenai apa-apa yang menjadi kehendak mereka, mana yang realistis dan mana yang sebenarnya merupakan khayalan.
 Tugas pemimpin tersebut akan berhasil dengan baik apabila setiap pemimpin memahami akan tugas yang harus dilaksanakannya. Oleh sebab itu kepemimpinan akan tampak dalam
proses di mana seseorang mengarahkan, membimbing, mempengaruhi dan atau menguasai pikiran-pikiran, perasaan-perasaan atau tingkah laku orang lain.

C.    Frinsip-frinsip dasar kepemimpinan

Frinsip sebagai paradigma terdiri dari beberapa ide utama berdasarkan motivasi pribadi dan sikap serta mempunyai pengaruh yang kuat untuk membangun dirinya atau organisasi. Menurut Stephen R. Covey (1997), prinsip adalah bagian dari suatu kondisi, realisasi dan konsekuensi. Mungkin prinsip menciptakan kepercayaan dan berjalan sebagai sebuah kompas/petunjuk yang tidak dapat dirubah. Prinsip merupakan suatu pusat atau sumber utama sistem pendukung kehidupan yang ditampilkan dengan 4 dimensi seperti; keselamatan, bimbingan, sikap yang bijaksana, dan kekuatan.Karakteristik seorang pemimpin didasarkan kepada prinsip-prinsip (Stephen R. Coney) sebagai berikut:

1. Seorang yang belajar seumur hidup

 Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga diluar sekolah. Contohnya, belajar melalui membaca, menulis, observasi, dan mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang buruk sebagai sumber belajar.

2.Berorientasi pada pelayanan

Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip pemimpin dengan prinsip melayani berdasarkan karir sebagai tujuan utama. Dalam memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik.

3.Membawa energi yang positif

Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk membangun hubungan baik. Seorang pemimpin harus dapat dan mau bekerja untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus dapat menunjukkan energi yang positif, seperti ;

a.Percaya pada orang lain

Seorang pemimpin mempercayai orang lain termasuk staf bawahannya, sehingga mereka mempunyai motivasi dan
mempertahankan pekerjaan yang baik. Oleh karena itu, kepercayaan
harus diikuti dengan kepedulian.

b.Keseimbangan dalam kehidupan

Seorang pemimpin harus dapat menyeimbangkan tugasnya.Berorientasi kepada prinsip kemanusiaan dan keseimbangan diri antara kerja dan olahraga, istirahat dan rekreasi. Keseimbangan juga berarti seimbang antara kehidupan dunia dan akhirat.

c.Melihat kehidupan sebagai tantangan

 Kata ‘tantangan’sering di interpretasikan negatif. Dalam hal ini tantangan berarti kemampuan untuk menikmati hidup dan segala konsekuensinya. Sebab kehidupan adalah suatu tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang datang dari dalam diri sendiri. Rasa aman tergantung pada inisiatif, ketrampilan, kreatifitas, kemauan, keberanian, dinamisasi dan kebebasan.

d.Sinergi

Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan satu kata perubahan. Mereka selalu mengatasi kelemahannya sendirian. Sinergi adalah kerja kelompok dan memberi keuntungan kedua belah pihak. Menurut The New Brolier Webster International Dictionary, Sinergi adalah satu kerja kelompok, yang mana memberi hasil lebih efektif dari pada bekerja secara perorangan. Seorang pemimpin harus dapat bersinergis dengan setiap orang atasan, staf, teman sekerja.

e.Latihan mengembangkan diri sendiri

Seorang pemimpin harus dapat memperbaharui diri sendiri untuk mencapai keberhasilan yang tinggi. Jadi dia tidak hanya berorientasi pada proses. Proses dalam mengembangkan diri terdiri dari beberapa komponen yang berhubungan dengan: pemahaman materi, memperluas materi melalui belajar dan pengalaman, mengajar materi kepada orang lain, mengaplikasikan prinsip-prinsip, memonitoring hasil, merefleksikan kepada hasil;, menambahkan pengetahuan baru yang diperlukan materi, pemahaman baru dan kembali menjadi diri sendiri lagi. Mencapai kepemimpinan yang berprinsip tidaklah mudah, karena beberapa kendala dalam bentuk kebiasaan buruk, misalnya:  kemauan dan keinginan sepihak, kebanggaan dan penolakan  ambisi pribadi. Untuk mengatasi hal tersebut, memerlukan latihan dan pengalaman yang terus-menerus. Latihan dan pengalaman sangat penting untuk mendapatkan perspektif baru yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Hukum alam tidak dapat dihindari dalam proses pengembangan pribadi. Perkembangan intelektual seseorang seringkali lebih cepat dibanding perkembangan emosinya. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk mencapai keseimbangan diantara keduanya, sehingga akan menjadi faktor pengendali dalam kemampuan intelektual. Pelatihan emosional dimulai dari belajar mendengar. Mendengarkan berarti sabar, membuka diri, dan berkeinginan memahami orang lain. Latihan ini tidak dapat dipaksakan. Langkah melatih pendengaran adalah bertanya, memberi alasan, memberi penghargaan, mengancam dan mendorong. Dalam proses melatih tersebut, seseorang memerlukan pengontrolan diri, diikuti dengan memenuhi keinginan orang. Mengembangkan kekuatan pribadi akan lebih menguntungkan dari pada bergantung pada kekuatan dari luar. Kekuatan dan kewenangan bertujuan untuk melegitimasi kepemimpinan dan seharusnya tidak untuk menciptakan ketakutan. Peningkatan diri dalam pengetahuan, ketrampilan dan sikap sangat dibutuhkan untuk menciptakan seorang pemimpin yang berpinsip karena seorang pemimpin seharusnya tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga emosional.

D.    Model Kepemimpinan Kepala Madrasah

Dari sekian banyak model kepemimpinan seperti model kepemimpinan kontigensi, model kepemimpinan efektif, model kepemimpinan Vroom-Teton, model kepemimpinan Jalur tujuan dan banyak lagi yang lainnya, yang cocok dengan kepala madrasah adalah model kepemimpinan transformasional. Secara sederhana kepemimpinan transformasional dapat diartikan sebagai proses untuk merubah dan mentransformasikan individu agar mau berubah dan meningkatkan dirinya, yang didalamnya melibatkan motif dan pemenuhan kebutuhan serta penghargaan terhadap para bawahan.  Sudarwan Danim dan Suparno mengutip pendapat James Mc Gregor Burns menjelaskan bahwa model kepemimpinan transformasional pada hakekatnya menekankan seorang pemimpin perlu memotivasi para bawahannya untuk melakukan tanggung jawab mereka
lebih dari yang mereka harapkan. Pemimpin transformasional harus mampu mendefinisikan, mengkomunikasikan dan mengartikulasikan visi organisasi, dan bawahan harus menerima dan mengakui kredibilitas pemimpinnya. Dalam kepemimpinan transformasional pemimpin mempunyai kemampuan untuk membawa perubahan yang sangat besar terhadap individu maupun organisasi dengan jalan: memperbaiki kembali karakter diri individu dalam organisasi ataupun perbaikan organisasi, memulai proses penciptaan inovasi, meninjau kembali struktur, proses dan nilai nilai organisasi agar lebih baik dan lebih relevan. Akhmad Sudrajat berpendapat bahwa terdapat empat faktor untuk menuju kepemimpinan tranformasional yang dikenal dengan sebutan sebagai berikut:

a.Idealized influenc

kepala madrasah merupakan sosok ideal yang dapat dijadikan sebagai panutan bagi guru dan karyawannya, dipercaya, dihormati dan mampu mengambil keputusan yang terbaik untuk kepentingan madrasah.

b.Inspirational motivation

kepala madrasah dapat memotivasi seluruh guru dan karyawannnya untuk memiliki komitmen terhadap visi organisasi dan mendukung semangat team dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan di madrasah.

c.Intellectual Stimulation

kepala madrasah dapat menumbuhkan kreativitas dan inovasi di kalangan guru dan stafnya dengan mengembangkan pemikiran kritis dan pemecahan masalah untuk menjadikan madrasah ke arah yang lebih baik.

d.Individual consideration

kepala madrasah dapat bertindak sebagai pelatih dan penasihat bagi guru dan stafnya.
Menurut keterangan diatas kepemimpinan transfomasioal akan mengahasilkan seorang pemimpin yang efektif dengan hasil kerja yang lebih baik. Sehingga kepala madrasah perlu menjadikan kepemimpinan transformasional sebagai model kepemimpinannya, karena kepemimpinan transformasional merupakan sebuah rentang yang luas tentang aspek-aspek kepemimpinan, maka untuk bisa menjadi seorang pemimpin transformasional yang efektif membutuhkan suatu proses dan memerlukan usaha sadar dan sungguh-sungguh dari yang bersangkutan di antara model  kepemimpinan yang lainnya ialah :

1.    Model  Kepemimpinan Kontinum (Otokratis –Demokratis)

Pemimpin memengaruhi pengikutnya melalui beberapa cara, yaitu dari cara yang menonjolkan sisi ekstrem yang disebut dengan perilaku otokratis sampai dengan cara yang menonjolkan sisi ekstrem lainnya yang disebut dengan perilaku demokratis. Perilaku otokratis pada umumnya bersifat negatif, ketika sumber kuasa atau wewenang bersal dari adanya pengaruh pimpinan. Jadi, otoritas berada di tangan pemimpin karena pemusatan kekuatan dan pengambilan keputusan ada pada dirinya serta memegang tanggung jawab penuh, sedangkan bawahannya dipengaruhi melalui ancaman dan hukuman. Selain bersifat negatif, gaya kepemimpinan ini mempunyai manfaat, antara lain pengambilan keputusan cepat, dapat memberikan kepuasan pada pimpinan serta memberikan rasa aman dan keteraturan bagi bawahan. Selain itu, orientasi utama dari perilaku otokratis ini adalah pada tugas dan selalu memberikan arahan kepada bawahannya.
Model Kepemimpinan Ohio dalam penelitiannya universitas Ohio melahirkan teori dua factor tentang gaya kepemimpinan yaitu stuktur inisiasi dan konsiderasi. Struktur inisiasi mengacu pada perilaku pemimpin dalam menggambarkan hubungan Makalah  Calon Kepala Madrsah MTs Al Ikhlas Mayung 10 antara dirinya dengan anggota kelompok kerja dalam upaya membentuk pola organisasi, saluran komunikasi, dan metode atau prosedur yang ditetapkan dengan baik. Adapun konsiderasi mengacu kepada perilaku yang menunjukan persahabatan, kepercayaan timbal balik, rasa hormat, dan kehangatan dalam hubungan antara pemimpin dengan anggota stafnya (bawahan).

2.    Model Kepemimpinan Likert (Likert’s Management System)

Likert mengembangkan suatu pendekatan penting untuk memahami perilaku pemimpin. Ia mengembangkan teori kepemimpinan dua dimensi, yaitu orientasi Tugas dan individu. 

Melalui penelitian ini akhirnya Likert berhasil merancang empat system kepemimpinan seperti yang diungkapkan oleh Thoha, yang dikutipoleh E. Mulyasa, yaitu system otoriter, otoriter yang bijaksana, konsultatif, dan partisipatif.

a.Sistem otoriter (sangat otokratis)
b.Sistem otoriter bijak (otokratis paternalistik)
c.Sistem konsultatif
d.Sistem partisipatif

D.langkah-langkah Meningkatkan Kepemimpinan Kepala Madrasah

Kunci keberhasilan suatu madrasah pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektivitas penampilan seorang kepala madrasah. Keberhasilan madrasah adalah keberhasilan kepala madrasah dan keberhasilan kepala madrasah adalah keberhasilan madrasah. Betapa perlunya kualitas kepemimpinan kepala madrasah, maka selalu ditekankan pentingnya tiga kemampuan dasar yang perlu dimiliki oleh kepala madrasah, yaitu conceptual skills, human skills, technical skills. Di samping ketiga keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh kepala madrasah, bahwa seorang kepala madrasah juga perlu memahami dan mewujudkan prinsip-prinsip, pelaksanaan atau praktik, dan prosedur dalam, memperbaiki program pengajaran, bekerja secara efektif dengan guru, staf dan para siswa, mengelola segala sumber daya madrasah dan meningkatkan hubungan kerjasama antara madrasah dengan masyarakat.


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.    Pengertian kepemimpinan kepala madrasah
Istilah kepemimpinan berasal dari kata dasar “pimpin” yang artinya bimbing atau tuntun. Dari kata kerja pimpin lahirlah kata kerja memimpin dan kata benda pemimpin. Kemudian timbullah kata “kepemimpinan”. Adapun istilah pemimpin dalam bahasa Inggris adalah leader dan kepemimpinan dari kata leadership.
2.    Fungsi dan peranan utama kepala sekolah
1.    Fungsi Instruksi
2.    Fungsi Konsultasi
3.    Fungsi Partisipasi
4.    Fungsi delegasi
5.    Fungsi pengendalian
Peranan kepala sekolah
1.    Sebagai pelaksana (Executive)
2.    Sebagai perencana (Planner)
3.    Sebagai seorang ahli (Expert)
4.    Mewakili kelompok dalam tindakannya ke luar (Eksternal group representative)3
5.    Mengawasi hubungan antara anggota-anggota kelompok (Controller of internal relationship)
6.    Bertindak sebagai pemberi penghargaan dan hukuman (Purveyor of rewards and punishments)
7.    Merupakan bagian dari kelompok (Exemplar)
8.    Merupakan lambang dari pada kelompok (Symbol of the group)
9.    Pemegang tanggung jawab pada anggota kelompoknya (Surrogate for individual responsibility)
10.    Bertindak sebagai seorang ayah (Father figure)
3.    Frinsp-frinsif dasar kepemimpinan
1. Seorang yang belajar seumur hidup
 2.Berorientasi pada pelayanan
3.Membawa energi yang positif
4.    Model kepemimpinan kepala madrasah
1.    Model  Kepemimpinan Kontinum (Otokratis –Demokratis)
2.    Model KepemimpinanLikert (Likert’s Management System)
5.    langkah-langkah untuk meningkatkan kepemimpinan kepala madrasah
Keberhasilan madrasah adalah keberhasilan kepala madrasah dan keberhasilan kepala madrasah adalah keberhasilan madrasah. Betapa perlunya kualitas kepemimpinan kepala madrasah, maka selalu ditekankan pentingnya tiga kemampuan dasar yang perlu dimiliki oleh kepala madrasah, yaitu conceptual skills, human skills, technical skills.


B.    Saran
Demikianlah hasil makalah ini, penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan dari pembaca semuanya.

Related Post:




0 Response to "Pengertian, Fungsi dan Peranan, Prinsip-prinsip Dasar, Model-model Kepemimpinan Kepala Madrasah, gaya kepemimpinan kepala madrasah kepemimpinan islami kepala madrasah dan sekolah contoh makalah kepemimpinan kepala madrasah problematika kepemimpinan kepala madrasah jurnal kepemimpinan kepala madrasah makalah peran kepala madrasah kepemimpinan madrasah yang efektif fungsi kepala madrasah"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel