بسم الله الرحمن الرحيم، الحمد لله رب العالمين، اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد ، لا إله إلا أنت سبحانك إني كنت من الظالمين

Mengapa Harus Belajar Nahwu dan Shorof ? Apa Perbedaan Antara Nahwu Shorof ? Apa Objek Kajian Nahwu Shorof ?

Mengapa Harus Belajar Nahwu dan Shorof ? Apa Perbedaan Antara Nahwu Shorof ? Apa Objek Kajian Nahwu Shorof ?

Untuk dapat berjalan dengan baik, manusia harus memiliki 2 kaki yang kuat dan kokoh. Seandainya salah satu kakinya sakit tentulah jalannya akan pincang, tidak sesuai dengan yang diharapkan. Jika salah satu kakinya ada masalah nya, tentulah berjalan dengan baik tidak bisa ia lakukan apalagi untuk berlari.

Sebagai seorang muslim, agar dapat memahami al-quran, hadits dan karya para ulama terdahulu yang menggunakan Bahasa arab, tentulah tidak dapat tidak -mesti- menguasai Bahasa arab itu tersendiri.
Bahasa arab itu memiliki 13 Cabang ilmu[1], akan tetapi yang paling penting dari kesemuanya adalah Ilmu nahwu dan ilmu shorof. Sebagaimana dikemukakan oleh penulis kitab Jami’ud Durus Al-Arabiyyah, Syeikh Musthafa Ghulayain dalam muqoddimah kitabnya.

Memahami sumber hukum islam dengan baik, sama halnya berjalan dengan baik. Jika berjalan dengan baik mesti menggunakan dua kaki, maka memahami sumber hukum islam mesti menggunakan ilmu nahwu dan ilmu shorof. Dan juga tanpa ilmu nahwu dan ilmu shorof memahami cabang ilmu Bahasa arab yang lain tentulah tidak bisa dilakukan.
Bahwa buku ini akan membahas tentang nahwu dan shorof, tentulah pembaca sekalian wajib mengetahui apa itu nahwu dan shorof sebelum masuk ke pembahasan yang lebih jauh.
Nahwu adalah ilmu untuk mempelajari posisi kata dalam kalimat dan mempelajari perubahan harkat akhir kata dalam kalimat.


Dalam Bahasa Indonesia, untuk membuat kalimat yang baik dan sempurna ada pola, pola itu adalah SPOK. S adalah subjek (pelaku), P adalah Prediket (yang dilakukan), O adalah Objek (korban) dan K adalah keterangan, baik keterangan waktu maupun keterangan tempat.
Contoh : Riska makan bakso di warung pak Azhar
Subjek dalam kalimat diatas adalah riska, prediket (yang dilakukan) adalah makan, objek (korban) adalah bakso, dan Keterangan adalah diwarung pak Azhar.
Kalimat diatas sudah sempurna karena telah memenuhi unsur SPOK.

Maka yang menjadi kajian nahwu adalah posisi kata dalam kalimat, apakah kata tersebut berposisi sebagai subjek, prediket, objek maupun sebagai keterangan.

Coba perhatikan kalimat berikut :
 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Pernahkah kita mempertanyak mengapa kata bisma dibaca bismi, kenapa tidak dibaca bisma atau bismu. Atau kata allahi, kenapa tidak dibaca allahu atau allaha. Atau kata arrahmani, kenapa tidak dibaca arrahmanu atau arrahmana. Atau kata arrahimi, kenapa tidak dibaca arrahima atau arrahimu. Padahal kita mengucapkan kalimat بسم الله الرحمن الرحيم  sejak pandai bicara, benarkan ? Bingung kan ?
Ya, inilah yang dibahas oleh ilmu nahwu, yaitu perubahan harkat akhir satu kata dalam kalimat. Untuk menjawab kebingungan dan penasaran sobat semua, lanjutkan terus membaca buku ini.
Pembahasan kedua dalam buku ini adalah tentang shorof.

Apa sih Ilmu shorof itu ? Ilmu shorof adalah ilmu untuk mempelajari perubahan kata.
Kata makan dapat berubah menjadi memakan, dimakan, makanan, termakan. Kata lihat bisa berubah menjadi melihat, dilihat, penglihatan, terlihat, memperlihatkan. 

Semua perubahan kata inilah yang dibahas dan dikaji oleh ilmu shorof.

Sampai disini, paham kan apa itu ilmu nahwu dan shorof serta perbedaannya ??? kamu senyum-senyum sendiri, artinya kamu sudah paham. Alhamdulillah.



[1] Cabang ilmu Bahasa arab adalah ilmu shoraf, ilmu nahwu, ilmu rasam, ilmu ma’ani, ilmu bayan, ilmu badi’, ilmu ‘arudh, ilmu qawafi, ilmu qardhu asy-syi’ri, insya’, khithabah, tarekh adab dan matan al-lughah.

Related Post:




0 Response to "Mengapa Harus Belajar Nahwu dan Shorof ? Apa Perbedaan Antara Nahwu Shorof ? Apa Objek Kajian Nahwu Shorof ?"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel