Tulisan Pak Firman yg baru Pulang Umroh
Friday, June 22, 2018
Add Comment
Tulisan Pak Firman yg
baru Pulang Umroh
Di Masjidil Haram,
sehabis menyelesaikan tawaf, saya segera menepi mencari tempat strategis yang
berhadapan langsung dengan multazam untuk berdoa.
Saya menemukan tempat
yang kebetulan lowong di hadapan ka'bah. Lalu saya bersimpuh dan memanjatkan
do'a sambil menunggu waktu subuh menjelang.
Saat itulah saya melihat
seorang lelaki hitam legam dari benua afrika datang dan langsung mengambil
tempat di samping kanan.
Terlintas dalam hati,
*"dengan potongan perawakan dan tampang seperti ini, lelaki kulit hitam
ini pasti orang kasar yang tidak berpendidikan"*.
Lalu sebagaimana
kebiasaan di masjid ketika duduk bersebelahan dalam satu jamaah, saya
menyalaminya.
Tiba-tiba ia bertanya
dengan bahasa inggris yang bagus sekali tentang asal saya. "Saya dari
Nigeria, kamu dari mana?". Saya bilang, saya berasal dari Indonesia.
"kenapa orang
Indonesia suka sekali berusaha mencium batu hajar aswad"?*, tanyanya
memulai percakapan.
"Mungkin karena
cinta. Kabah adalah rumah Tuhan, dan hajar aswad adalah batu yang pernah dicium
Rasulullah. Maka mencium hajar aswad adalah refleksi cinta orang Indonesia
terhadap Tuhan dan Rasulnya", jawab saya sekenanya.
"Apakah orang
Indonesia juga bertingkah laku seperti itu terhadap cinta Allah SWT yang
dianugerahkan kepada mereka?",* katanya.
"Maksud anda?,
cinta Allah SWT seperti apa yang dianugerahkan kepada kami"?, jawab saya
dengan bingung.
Lalu lelaki hitam itu
menjawab, "jika Allah Taala menganugerahkan kalian istri, anak-anak dan
orang tua yang masih hidup, itulah wujud cinta Allah kepada kalian.
"Pertanyaan
saya", katanya
"Apakah
orang-orang Indonesia, berusaha dengan keras dan gigih mencurahkan kasih sayang
terhadap anak, istri dan orang tua mereka yang masih hidup yang diamanahkan
Allah Taala sebagaimana mereka berusaha mencium hajar aswad, "???????* Katanya.
*"Jika terhadap
batu saja refleksi cinta kalian begitu dahsyat, lebih lagi terhadap makhluk
Allah yang telah diamanahkan kepada kalian"..........????*, tegasnya lagi.
Saya tercekat, hilang
akal dan tak mampu berkata lagi.
Apalagi saat ia
bercerita bahwa ia menyelesaikan PhD-nya di AS namun memilih pulang membesarkan
anak-anaknya yg 6 orang agar mampu menjadi muslim yang baik.
Maka hancurlah semua
persangkaan saya terhadap orang ini. ALLAH membayarnya langsung tunai saat itu
juga.
Setelah shalat subuh,
sebelum berpisah ia memberi nasehat yang sampai saat ini masih teringat di
kepala saya.
KEBERHASILAN HAJI atau
UMROH KITA, MABRUR atau TIDAKNYA..............,
"DINILAI BUKAN PADA
SAAT KITA MENYELESAIKAN RITUAL-RITUAL HAJI/UMROH, seperti "TAWAF"
atau bahkan mencium "HAJAR ASWAT", NAMUN........, *DINILAI PADA
SAAT KITA KEMBALI KE KELUARGA dan LINGKUNGAN.*
*Apakah kita mampu
menunaikan amanah-amanah, anugerah-anugerah, kasih sayang Allah Taala kepada
kita dengan bersungguh-sungguh, bersusah payah, mencurahkan kasih sayang kepada
orang-orang yang kita cintai, pekerjaan dan masyarakat."*
Saya genggam tangannya,
saya memeluknya dan menyampaikan terima kasih.
Saat dia pergi diantara
kerumunan orang, saya faham, *inilah cara Allah Taala menegur saya dan menyampaikan
makna mencium hajar aswad.*
Oleh karena itu
mari kita bersama belajar untuk menjadikan Orang tua kita, istri, anak-anak,
saudara-saudara serta sahabat dll sebagai ladang amal ibadah kita.... Dan bukan
merupakan sumber gosip atau ladang dosa2 kita...*
Barokallah fiikum
ajma'in
*Kiriman dari JKH
FB : Hilmi Firdausi
FP : Kajian hilmiyah
IG-Twitter : @hilmi28
0 Response to "Tulisan Pak Firman yg baru Pulang Umroh"
Post a Comment