Beda pendapat Murid dan guru
Friday, June 22, 2018
Add Comment
Satu masalah
Beda pendapat
Murid dan guru sama
tersenyum
Lantas mengapa kita
menyalahkan pada yg lain pendapat ?
===
Suatu ketika Imam Malik
menyampaikan dalam majlis: “Sesungguhnya rezeki itu datang tanpa sebab, cukup
dengan tawakkal yang benar kepada Allah niscaya Allah akan berikan Rezeki.
Lakukan yang menjadi bagianmu, selanjutnya biarkan Allah yang mengurus
lainnya.”
Terhadap hal yang
demikian, Imam Syafi’i, sang murid punya pendapat lain. Seandainya seekor
burung tidak keluar dari sangkarnya, bagaimana mungkin ia akan mendapatkan
rezeki.
Masing-masing bertahan
pada pendapatnya. Hingga pada suatu hari saat tengah meninggalkan pondok, Imam
Syafi’i melihat serombongan orang tengah memanen anggur, dan iapun lalu
membantunya. Tatkala pekerjaan itu selesai, Imam Syafi’i mendapatkan imbalan
beberapa ikat anggur sebagai balasan jasa kebaikannya.
Imam Syafi’i girang
sekali. Bukan semata karena mendapatkan anggur, tetapi pemberian itu telah
menguatkan pendapatnya. Jika burung tak terbang sangkar, bagaimana ia akan
mendapat rezeki. Jika seandainya ia tak membantu memanen, niscaya ia tak akan
mendapatkan anggur.
Bergegas ia segera
menjumpai gurunya. Lalu sambil menaruh seluruh anggur yang didapatnya, ia pun
menceritakan kisah yang terjadi. Imam Syafi’i sedikit mengeraskan pada bagian
kalimat “seandainya saya tidak keluar pondok dan melakukan sesuatu (membantu
memanen), tentu saja anggur itu tidak akan pernah sampai di tangan saya.”
Mendengar itu Imam Malik
tersenyum seraya mengambil anggur dan mencicipinya. Imam Malik berkata: “Sehari
ini aku memang tidak keluar pondok. Hanya mengambil tugas sebagai guru, dan
sedikit berpikir alangkah nikmatnya kalau dalam hari yang panas ini aku bisa
menikmati anggur. Lalu tiba-tiba engkau datang sambil membawakan beberapa ikat
anggur untukku.
Bukankah ini juga bagian
dari rezeki yang datang tanpa sebab. Cukup dengan tawakkal yang benar kepada
Allah niscaya Allah akan berikan Rezeki. Lakukan yang menjadi bagianmu,
selanjutnya biarkan Allah yang mengurus lainnya.”
Kedua orang guru murid
itu kemudian tertawa. Dua Imam madzab yang mengambil dua hukum yang berbeda
dari hadits yang sama.
Berbeda bukan berarti
berpisah jalan
Berbeda bisa berarti
saling mendukung...
Selamat menjalankan
puasa
#Copas
Sumber : FP Kajian
Hilmiya
0 Response to "Beda pendapat Murid dan guru"
Post a Comment